Minggu, 14 Oktober 2018

NUANSA RUMAH KITA (50)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (50)
*Happy Aniversary
Oleh Agust Wahyu

Perjalanan cinta Tari dan Mas Hen memang tidaklah selalu berjalan mulus dan nyaman begitu saja, kadang hambatan dan perbedaan pendapat juga kerap kali mengisi kisah romansa cinta mereka. Hen juga mengetahui bahwa Tari tak akan selalu sabar dengannya. Tapi kadang Hen juga kerap kali bertingkah bodoh hanya demi memenangkan statement yang diyakininya. Dia kadang hanya berlaku pasrah dan meyakini bahwa Tari akan memaafkannya bila dia berbuat salah. Dia terlalu yakin bila Tari akan selalu menggenggam erat kedua sayapnya sehingga tak akan meninggalkannya. Sikap ini yang kemarin menjengkelkan Tari. Kepergian Hen ke kota untuk belanja keperluan kebun dan reuni sama teman-temannya hingga larut malam tanpa kabar sedikitpun. Tari yang menantinya di rumah tentunya sangat cemas, apalagi kondisi Hen yang sangat tergantung dengan kursi rodanya.

“Selamat malam, Sayang…,” sapa Hen dengan lembut pada istrinya sama sekali tak digubris. Tari langsung masuk kamar dan berusaha membaringkan tubuhnya. Satu sisi dia merasa lega karena suaminya telah tiba di rumah dengan selamat tapi sisi lain dia hatinya teriris perih merasa sebagai istri tidak diperhatikan sama sekali. Ingin rasanya dia menangis, tapi berusaha ditahannya dehingga sesak di dada. Dikatupnya kedua matanya dengan rapat dan ditutupnya lagi mukanya dengan bantal. Lampu kamarnya juga dimatikannya tak menyisakan lampu kecil di sudut kamar seperti biasa. Dia tak menggubris sama sekali, apa yang akan dilakukann suaminya. Apakah akan mandi dengan air hangat yang sudah disiapkan tapi kembali dingin? Apakah akan makan malam dengan lauk kesukaannya yang juga sudah dingin karena sudah disiapkan sedari sore hari.

Tari tak tahu kapan mulai tertidur. Saat dia membalik tubuhnya, tangannya merasakan begitu dingin tempat tidur di sampingnya. Saat digerakkan, tangannya menyentuh sesuatu yang bukin kaget. Sebuah kado untuknya. “Buat Tari, istriku tercinta.” Dia baru sadar kalau hari itu adalah ulang tahun perkawinannya. Dibuka pelan-pelan kotak dengan pita yang indah seikat bunga warna merah itu. Didapati sebuah gelang indah berukir namanya dan secarik kertas yang bertuliskan tangan Hen. “Bantu aku terus dengan genggaman hangatmu. Aku akan selalu bertahan untuk terus bersamamu. Walau aku tak mampu berlari tapi aku tak akan pernah malas untuk menjemput pelukmu.” Dan Tari hanya dapat meneteskan air mata hingga tak sadar orang yang begitu mencintainya memeluknya.

#nuansarumahkita
#pentigraf_aw

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Sylvie Trenggono, Budi Hantara

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi