Rabu, 30 Mei 2018

BALADA YOYUN (59)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (59)
*Oknum Pengemudi (2)
Oleh Jenny Seputro

Pagi itu Yoyun sedang risau. Ini hari kedua dia menjadi supir kendaraan daring. Sejak di PHK oleh Bu Ida perkara membuat bosnya itu terpeleset, Yoyun menjadi pengangguran. Kalau itu belum cukup membuat stres, Dian pacarnya yang cemburu buta pada dokter Ayu, sekarang merajuk dan minta dibelikan macam-macam. Tiba-tiba ada panggilan dari Ibu Meri dengan tujuan ke gereja. Berhubung sedang galau, ditambah belum terbiasa memakai GPS, Yoyun masuk ke jalan yang salah dan tidak menyadarinya. Kebetulan di pinggir jalan ada seorang wanita yang sedang berdiri menunggu. Yoyun menurunkan kaca mobilnya. "Ibu Meri ya?" tanyanya. Wanita itu mengangguk, dan langsung masuk ke dalam mobil.

Sepanjang jalan wanita itu terlihat gelisah. Bolak-balik menengok kanan-kiri dan ke belakang. Dia juga mengecek gawainya berulang-ulang. Sesampainya di gereja, Yoyun memasukkan statusnya sudah tiba. Tapi penumpangnya tidak mau turun, justru bilang minta pergi ke mal dekat situ saja. Yoyun jadi bingung, tapi berhubung malnya dekat Yoyun akhirnya bersedia mengantar, berharap akan diberi tip tambahan. Sampai di situ si wanita tidak mau turun kalau tidak ditemani Yoyun. Dengan bingung Yoyun terpaksa mengikutinya dan diajak ke salah satu restoran. Sambil makan, wanita itu mengaku kalau dia bukan Ibu Meri dan dia tidak memesan kendaraan daring. Sebetulnya dia sedang melarikan diri dari suaminya karena tertangkap berselingkuh. Suaminya yang seorang komandan tentara sedang mengerahkan anak buahnya untuk mencarinya.

Nyali Yoyun langsung ciut. Terbayang olehnya digebuki ramai-ramai oleh tentara karena disangka selingkuhan istri komandannya. Cepat-cepat Yoyun menghabiskan makanannya, lalu permisi ke kamar kecil. Tapi dia tidak kembali lagi, apalagi membayar. Yoyun yang ketakutan langsung berlari ke mobilnya dan kabur dari situ. Nasib oh nasib, sepanjang sisa hari itu Yoyun tidak mendapat panggilan lagi. Yang ada justru Ibu Meri yang asli melaporkannya dan Yoyun mendapat sanksi perusahaan karena dianggap menipu. Mana perusahaan mau tahu kalau sebenarnya dirinya yang kena tipu? Ah paling tidak dia dapat makan siang gratis. Tapi dari mana aku bisa dapat uang untuk menyenangkan Dian? batin Yoyun sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Perth, 29 Mei 2018
#baladayoyun

BALADA YOYUN (58)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (58)
*Yoyun Ikut Baksos (2)
Oleh Waty Sumiati Halim

"Mas Yoyun...." Sebuah suara yang sanagt lembut terdengar begitu dekat dengan telinga Yoyun. Ia mencoba membuka matanya yang terasa berat. Namun segera Yoyun mengatupkan kembali kelopak matanya karena sinar lampu terasa terlalu silau baginya Namun sekali lagi ia mendengar suara lembut itu. "Mas Yoyun... Bangun, Mas!" Yoyun merasa kepalanya pening. Batinnya bertanya-tanya suara siapakah itu? Pastinya bukan suara Dian yang selalu menghujaninya dengan berbagai pertanyaan dan permintaan.

Yoyun mencoba membuka matanya. Ia kaget setengah mati. Oh! Dokter gigi Ayu? Mimpikah aku? batinnya. Ia takut dokter itu melakukan pembalasan karena ia pernah menggigit jarinya. "Maaf, dok. Saya tak sengaja. Sungguh tak sengaja..." Yoyun meminta maaf berulang-ulang. Ia tahu harus pasrah terhadap apapun perlakuan dokter cantik itu. Namun di luar dugaan, tangan lembut sang dokter malah meraba pergelangan tangan Yoyun. Lalu menyeka keringat Yoyun dengan tisu bersih. Yoyun merasa tubuhnya bagai tersengat listrik. Dalam hati ia bersyukur Dian tak mau ikut baksos...

"Istirahat dulu ya Mas Yoyun. Detak jantung Mas cepat sekali. Pasti lelah sekali, ya. Tadi sebelum mengantar-antar pasien Mas sudah membantu kami saat acara sikat gigi massal anak-anak setelah penyuluhan kesehatan gigi ya?" Yoyun sekarang ingat ia sedang baksos. Tadi ia pusing melihat darah. Ia senang berdekatan dengan dokter yang memang ayu sesuai namanya itu. Ia juga senang karena rupanya sang dokter memperhatikanya. Yoyun merasa debar jantungnya sekarang berbeda... seperti debar saat berdekatan dengan wanita cantik yang mulai disukainya. Ia jadi ketakutan kalau sang dokter mendengarnya, dan mengetahui perasaannya. Ia mencoba menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Baru saja beberapa menit ia merasa lebih tenang, tiba-tiba pintu terkuak disertai lengkingan suara yang sangat dikenalnya. "Mas Yoyuuuun... Kenapaaa?" Yoyun merasa dadanya mendadak sesak. Dian! Oh!

Bandung, 29052018
#baladayoyun

BALADA YOYUN (57)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (57)
*Yoyun Ikut Baksos (1)
Oleh Waty Sumiati Halim

Minggu pagi yang cerah. Belum jam tujuh pagi, Yoyun sudah rapi. Sudah sarapan.Dengan gembira Yoyun menghidupkan mesin mobil kesayangannya. Ia sangat bersemangat. Hari ini ia mau memulai sebuah kegiatan baru. Ikut pelayanan. Ia diajak salah seorang teman lamanya yang aktif pelayanan di gereja untuk ikut baksos pengobatan gratis di sebuah sekolah dekat gereja parokinya. Kegiatan ini ditujukan bagi masyarakat yang tak mampu.

Jalanan masih sepi. Yoyun mengendarai mobilnya sambil menyenandungkan lagu lawas kesayangannya yang pernah dilantunkan oleh kelompok ABBA dan dinyanyikan ulang oleh Westlife. I have a dream/ a song to sing./ to help me cope/ with anything... Sebenarnya Yoyun sudah pernah diajak beberapa kali di tahun-tahun lalu. Kali ini ia sempat menolak untuk ikut baksos. Karena ia merasa cukup mendukung dengan menyumbang dana untuk terselenggaranya baksos. Namun temannya berhasil meyakinkan Yoyun dan meluluhkan hatinya. Yoyun perlu belajar berbagi.

Sebuah pesan masuk di gawainya saat Yoyun memarkir mobilnya. Ia telah dinanti ketua panitia baksos di ruang tunggu balai pengobatan gereja untuk ikut pengarahan sebelum kegiatan dimulai. Yoyun senang melihat halaman sekolah mulai dipenuhi masyarakat yang akan mendapat pelayanan pengobatan gratis. Setelah bertanya pada seorang petugas keamanan Yoyun segera menuju ruang tempat pengarahan. Ia mengetuk pintu sebelum ia masuk. Sebuah suara menjawab dari dalam.ruangan, "Silakan masuk!" Saat kaki Yoyun menapaki ruang pengarahan, ia merasa tubuhnya bagai tersengat listrik. Ia mengenali ketua panitia kegiatan itu... dokter gigi Ayu... yang pernah tergigit jarinya waktu Yoyun berobat beberapa waktu lalu! Oh!

Bandung, 27052018

BALADA YOYUN (56)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (56)
*Mobil
Oleh Albertha Tirta

Di kantor Yoyun ada karyawati baru. Dita nama panggilannya. Wajahnya cukup manis, murah senyum, tetapi acuh tak acuh. Masuk ke ruangan kerja hanya menebar senyum sekeliling, langsung menuju tempat duduknya. Kalau seisi ruangan heboh bercanda, ia hanya mendongakan kepala dan menyunggingkan senyum manisnya. Sepanjang jam kerja cukup serius mengerjakan tugasnya. Tak heran bila ia langsung diterima sebagai karyawan.

Sikap dan tindakan Dita sangat menantang Yoyun untuk mendekatinya. Investigasipun langsung dilakukan. Penemuan awal, Dita pergi dan pulang kerja naik kendaraan umum. Kiat pertama untuk bisa mengambil hati Dita, ia berencana untuk membeli mobil. Menurut pemikirannya, pasti dengan memberi tumpangan setiap hari Dita akan nempel seperti perangko. Tetapi tabungannya belum cukup untuk membayar DP mobil matic seharga 100 jutaan. Ia mulai menabung, meskipun setiap hari harus makan bubur, tidaklah menyulitkan hidupnya. Enam bulan kemudian niatnya tercapai. Mobil matic kecil sudah terparkir di kostnya dan SIM tembakan sudah dikantonginya.

Hari jumat sore Yoyun, memberanikan diri mengajak Dita berakhir pekan mengunjungi Puncak. Senyum manis Dita terkembang diiringi anggukan. Yoyun amat terpana, begitu mudah mendekati Dita, tidak seperti yang dipikirkan selama ini. Hari sabtu pagi dengan mobil barunya ia menuju ke rumah Dita. Tak apalah bila ia menyetir masih belum selincah sopir angkot. Dita tentu akan mengeluarkan senyum manisnya melihat mobil kinclong Yoyun. Di teras rumah Dita sudah berdiri menyambutnya. Turun dari mobil ia dengan gagah mau menyalami. Tetapi Dita hanya mengulurkan STNK dan kunci kontak mobil sambil berkata, "Mobil mas Yoyun hanya cocok untuk di dalam kota.". Yoyun melihat merk dan jenis mobil di STNK. Keringat dingin mulai membasahi badannya. Apa aku bisa?

#baladayoyun

BALADA YOYUN (55)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (55)
*Oknum Pengemudi
Oleh merry srifatmadewi

Pagi ini aku pesan kendaraan daring untuk pergi beribadah ke gereja. Tertulis nama pengemudi: Yoyun sedang menjemput. Aku chat menginfokan posisiku sudah menunggu dan lokasinya dekat daerah mana. Sudah limabelas menit menunggu belum datang juga. Kutelepon ke gawainya tidak aktif atau sedang berada di luar area. Status sedang menjemputmu tiba-tiba berganti menjadi "Sedang Mengantar." Lha aku masih menunggu. Kutunggu lagi sebentar sebelum kubatalkan pesanannya. Sayangnya tidak ada tulisan untuk membatalkan pesanan!

Siangnya dari aplikasi muncul untuk pemberian rating pengemudi. Bagaimana itu? Naik kendaraannya saja tidak. Bersyukur ketika aku order kembali untuk perjalanan pulang dari rumah makan menuju ke rumah dengan kendaraan daring, aku mendapat pengemudi yang baik dan jujur. Aku bercakap-cakap dengan pengemudi, kuceritakan apa yang kualami tadi pagi, lalu kutanyakan mengapa tidak dapat membatalkan pesanan. "Jika tertulis sedang mengantar, pemesan tidak dapat membatalkan. Hanya pengemudi yang bisa membatalkannya,"tuturnya. "Lalu apa yang harus kulakukan?" tanyaku. Pengemudi tersebut menerangkan bahwa pengemudi tersebut berbuat curang, uang saya disedot dengan berpura-pura sedang mengantar penumpang. Jalan satu-satunya adalah melapor ke pusat kendaraan daring tersebut. Sangat menolong sekali penuturannya bagi aku yang awam ini.

Bersyukur aku menemui pengemudi yang jujur dan mau menerangkan, tepatnya menjelaskan. Sudah ada peristiwa sebelumnya seperti yang aku alami. Pengemudi tidak melaksanakan tugas dengan baik, tidak mau bekerja hanya menyedot uang transportasinya. Sampai di rumah, aku hubungi pusat kendaraan daring. Kuceritakan kronologi peristiwa yang aku alami. Dalam laporan aku sebutkan nama pengemudi Yoyun, nomor plat mobil, nomor kode orderan, tujuan dari dan ke serta biaya nominal yang kesedot. Laporan segera ditindak-lanjuti. Menurut perusahaan, Yoyun akan diberikan sanksi perusahaan dan uang yang kesedot akan ditransfer balik oleh perusahaan. Waspadalah dan beranikanlah melapor!

Jakarta, 20 Mei 2018.
#pentigrafSF
#baladayoyun

Senin, 28 Mei 2018

BALADA YOYUN (54)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (54)
*Dentist Appointment
Oleh jenny Seputro

Sepulang kerja, Yoyun berniat mampir ke klinik gigi untuk membuat appointment untuk operasi gigi. Sambil duduk melamun dalam bus, Yoyun memikirkan Dian. Gadis itu memegang rekor menjadi pacar Yoyun paling lama, yaitu tiga bulan. Gadis-gadis yang lain berguguran kurang dari tiga minggu. Dian sangat perhatian pada Yoyun, terlalu perhatian malah. Dia memonitor setiap keberadaan Yoyun. Ke mana Yoyun pergi, dengan siapa dia pergi, apakah sudah makan, apakah sehat makanannya. Yoyun yang sudah terbiasa hidup asal-asalan merasa terikat. Apalagi Dian bukan tipe gadis yang hemat. Meski tidak boros, Dian berani mengeluarkan uang untuk membeli barang bermutu dan makanan sehat. Masalahnya, itu uang Yoyun yang dikeluarkannya. Belum lagi Dian sering cemburu dengan mantan-mantan Yoyun. Sebenarnya Yoyun ingin memutuskan Dian. Tapi di usianya sekarang, Yoyun tidak punya banyak pilihan. Cuma Dian yang bersedia diboyong ke Tegal, dan bersedia dinikahi kapanpun Yoyun siap.

Yoyun sampai di klinik gigi, dan langsung ke tempat pendaftaran. Mbak Ria menyambutnya ramah. Ternyata operasi gigi biayanya cukup mahal. Mbak Ria menjelaskan kalau dokternya profesional, obat-obatnya kualitas terbaik dan peralatannya canggih sehingga prosesnya cepat. Yoyun bertanya apakah ada alternatif yang lebih murah. Mbak Ria bilang kalau mau ditangani mahasiswa kedokteran yang sedang praktek lapangan, tentunya lebih murah. Juga kalau obat-obatnya kualitas nomor dua. Lalu kalau bersedia menggunakan peralatan lama yang masih manual, bisa mendapat diskon sedikit lagi. Yoyun mempertimbangkan pilihannya, dengan harga diskon tapi ada kemungkinan operasinya tidak profesional, prosesnya lebih lama dan menyakitkan.

Tiba-tiba gawai Yoyun berdering. Telepon dari Dian, menanyakan kenapa Yoyun lama sekali, pergi dengan siapa, apakah menemui mantan A, mantan B, mantan C, dan seterusnya. Yoyun bilang kalau dia sedang ada di klinik gigi. Dian terdiam sesaat, lalu mengingatkan Yoyun untuk membooking dokter terbaik dengan perawatan paling top. Yoyun mengiyakan dan mematikan telepon. Lalu dia bilang pada Mbak Ria, dia mau booking untuk yang diskon semurah-murahnya. Tidak masalah siapa yang mengoperasi dan produk apa yang dipakai, pokoknya murah. Mbak Ria hanya mengangkat bahu dan menanyakan nama pasiennya untuk pendaftaran. "Atas nama Dian Hermansyah," jawab Yoyun sambil tersenyum.

Perth, 28 Mei 2018
#baladayoyun