Rabu, 19 Juni 2019

Yoyun Comes Back (68)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (68)
RAHASIA SANG KEKASIH
Jenny Seputro

Yoyun senyum-senyum sendiri sambil menimang sekotak kecil cokelat dengan pita merah muda. Tepat sebulan yang lalu, secara tak sengaja ia bertemu dengan bunga desa tetangga. Sari, gadis manis, ramping, berkulit sawo matang itu dulu tetangga sebelah rumah Yoyun. Setelah hampir lima belas tahun tidak bertemu, ternyata Sari menjelma menjadi seorang gadis seperti dalam mimpi-mimpi Yoyun. Tak disangka pertemuan yang kebetulan itu berlanjut menjadi kisah percintaan hingga sekarang. Orang yang pertama kali diberi tahu adalah Irene. Sahabat kental Yoyun itu sangat gembira, berharap Sari akhirnya mampu memutuskan kutuk kejombloan Yoyun.

Hari ini, kebetulan malam minggu, Yoyun berencana meminang Sari untuk menjadi istrinya. Kalau Sari bersedia, ia akan minta orang tuanya untuk langsung melamarnya. Mereka sudah janjian di tempat kencan yang biasa. Tepi sungai dekat jembatan, tempat yang asri dan agak tersembunyi. Berbekal termos berisi teh manis hangat, kencan itu sempurna. Romantis dan gratis. Hari ini secara khusus Yoyun akan membawa sekotak kecil cokelat, maklum hendak meminang. Tapi sayangnya siang itu Yoyun justru mendengar kabar tidak enak. Banyak ibu-ibu penggosip bilang kalau Sari punya selingkuhan. Yoyun bertekad untuk tidak termakan gosip. Dia harus mencari tahu kebenarannya sebelum membiarkan dirinya patah hati untuk yang kesekian puluh kalinya. Irene pun setuju, Yoyun tidak boleh gegabah dan menghakimi.

Sore itu, di tepi sungai yang mengalir pelan, Yoyun duduk berdua dengan Sari. Matahari senja memancarkan semburat jingganya di cakrawala, dan angin sepoi bertiup lembut. Sambil menyeruput teh hangatnya, Sari bersandar mesra ke dada Yoyun yang merangkulnya penuh kasih. Yoyun membelai rambut kekasihnya itu dengan penuh sayang. Semuanya terasa sempurna. Yoyun tak bisa membayangkan Sari yang terlihat begitu tulus padanya sanggup menyelingkuhinya. Yoyun hampir membuka mulutnya untuk bertanya saat gawainya berbunyi. Telepon dari Irene. “Yun, cepat kamu pergi ke pinggir sungai, dekat jembatan. Ada yang lihat Sari sedang berduaan sama selingkuhannya. Mesra banget katanya.” Lama setelah telepon itu ditutup, Yoyun masih diam termangu.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Yoyun Comes Back (67)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (67)
ME TIME YOYUN
Waty Sumiati Halim

Yoyun menatap tajam bayangan lelaki dalam cermin dihadapannya. Semua masih seperti setahun lalu. Belum ada perubahan yang berarti selain potongan rambutnya yang lebih wah. Undercut. Berbeda darì biasanya. Entah mengapa kemarin sore ia ingin potong rambut. Dan ketika ditawari model itu Yoyun hanya mengiyakan saja. Tidak ada salahnya sesekali mengubah penampilan, pikir Yoyun sambil melangkah menuju meja makan.

Hari ini Yoyun mengambil cuti. Ia ingin menikmati kesendiriannya. Sudah lama Yoyun ingin sekali memberi dirinya hadiah waktu untuk diri sendiri. Me time. Ia telah memulainya dengan berlari pagi mengitari kompleks perumahan tempat tinggalnya. Lalu memanjakan dirinya di bawah pancuran air di kamar mandi. Rencananya setelah sarapan pagi ia ingin duduk-duduk di beranda rumah. Memandang langit biru sambil merenungkan perjalanan hidupnya.

Dikunyahnya roti isi selai nanas kesukaannya. Hati Yoyun mengembara ke masa remajanya ketika ia nyaris tak pernah merasakan kesendirian. Pagi ini Yoyun merasa hatinya begitu hampa saat teringat begitu banyak pribadi yang pernah singgah di hatinya. Tiba-tiba saja Yoyun merindukan kehadiran Meta, gadis ayu yang pernah mengisi hatinya. Ketukan di pintu depan rumah membuyarkan lamunannya. Yoyun meletakkan rotinya lalu menuju ke pintu utama. Yoyun nyaris tak percaya saat menjumpai senyum tulus di wajah ayu yang tak asing baginya. Dan Yoyun nyaris tersedak saat menerima sebuah kue ulang tahun dengan lilin bernyala yang disodorkan gadis dari masa lalunya. Oh, Meta, masih mengingat hari istimewanya!

Bandung, 11062019

#Persembahan kasih utk yang berulang tahun : adikku Yoseph Yuniarto

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
 Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Selasa, 18 Juni 2019

Yoyun Comes Back (66)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (66)
REALITA
Galuh Purwaningdyah

Yoyun adalah seorang pemuda pekerja keras dan pantang menyerah. Ia akan melakukan apa saja untuk meraih mimpi-mimpinya. Termasuk untuk menikahi Diana, gadis manis teman sekolahnya saat SMA yang juga teman sekampung Yoyun. Untuk mendapatkan cinta Diana juga tidak mudah bagi Yoyun. Banyak pemuda dan teman sekolah yang mengejar-ngejar Diana. Mereka memiliki modal yang cukup untuk mendekati Diana. Sedangkan Yoyun, hanya bermodalkan nekat dan keberanian. Setiap hari Yoyun selalu menuliskan puisi-puisi rayuan yang membuat Diana takluk pada Yoyun.

Setelah tamat SMA, Yoyun berusaha mencari pekerjaan agar bisa segera menikahi Diana. Ia tidak mau jika diserobot orang lain, mengingat para rivalnya dalam memperebutkan Diana masih tetap mencari kesempatan untuk mendapatkan Diana. Tetapi untuk mendapatkan pekerjaan bukan perkara mudah. Tapi bukan Yoyun namanya kalau gampang menyerah. Setelah satu tahun mencoba bekerja di Ibu Kota tidak membuahkan hasil sesuai harapan, Yoyun memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Awalnya Diana keberatan, karena relasi jarak jauh tentu tidak menyenangkan. "Demi cinta kita, sayang. Aku tidak lama, tiga tahun saja," kata Yoyun berusaha meyakinkan Diana. Akhirnya Diana menyetujui keputusan Yoyun.

Yoyun bekerja dengan tekum di negara tetangga. Setiap bulan ia mengirimkan sebagian pendapatannya kepada Diana. Sesuai kesepakatan bersama, uang itu ditabung untuk persiapan pernikahan mereka. Waktu berganti, tidak terasa masa kerja Yoyun berakhirlah sudah. Ia pulang dengan hati berbunga-bunga. Membayangkan akan segera menikahi Diana, pujaan hatinya. Selama di perantauan, mereka sulit berkomunikasi, karena tempat kerja Yoyun di area perkebunan yang jauh dari akses telekomunikasi. Setiba di kampung halaman, Yoyun yang tak sabar ingin memberikan kejutan untuk Diana atas kedatangannya segera menemui Diana di rumahnya. Yoyun terpana saat wanita pujaannya itu menemuinya di teras rumah. Perut Diana membuncit di balik pakaiannya yang longgar. "Hidup itu realita, Mas Yoyun. Tidak cukup hanya dengan tekat dan puisi cinta," kata Diana menjelaskan. Ternyata Diana telah menikah dengan rival terberatnya, seorang yang mampu memberikan jaminan hidup untuk Diana dan keluarga. Dengan langkah gontai Yoyun berjalan pulang. Terbayang wajah emak yang bahkan belum sempat ditemuinya saat kepulangannya. Terbayang hasil kerja kerasnya yang dikirimkannya untuk Diana melayang entah ke mana.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi


Yoyun Comes Back (65)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (65)
HAMPIR
Ken Agnibaya

Ulang tahun telah berlalu dan Yoyun kembali sendiri. Kejutan dari teman-temannya sangat menghibur kesepian saat itu, tetapi memilih Ria sebagai pendamping hidup tentu tak menyelesaikan masalah. Meskipun cantik dan sudah operasi ganti kelamin, tetap saja Ria bukan perempuan seutuhnya. Ia tak berahim, padahal Yoyun harus memiliki anak untuk melanjutkan keturunannya kelak.

Pikiran Yoyun terus berkecamuk. Ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Setidaknya teman-temannya baik adalah kekuatannya saat ini untuk melanjutkan hidup. Akhirnya Yoyun tiba di apartemennya. Yoyun menatap lekat-lekat semua yang ada di ruangan itu. Semua kenangan bersama Lani menyeruak di benaknya. Lani, perempuan sempurna di antara semua kisah cinta Yoyun, harus pergi karena hal sepele. Ia pernah memergoki Lani memakan upilnya sendiri, dan itu meruntuhkan semua hal baik yang selama ini ia lihat pada diri perempuan itu. Hubungan memburuk dan Yoyun menghapus nama Lani dari hidupnya. Yoyun menyesal. Semua penjelasan Lani tak dapat diterimanya. Bahkan ia ingat, dengan memohon-mohon Lani menjelaskan alasan kenapa memakan upilnya adalah karena kehabisan garam. Tapi Yoyun berkeras dan malah mengusirnya. Nasi sudah menjadi bubur dan ia hanya bisa menyesali diri.

Saat sedang tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Yoyun penasaran karena seharusnya tak ada yang tahu kedatangannya di Jakarta. Ia bahkan tidak memberi tahu siapapun, termasuk teman-teman dekatnya. Ketika pintu dibuka, Yoyun terperangah. Lani berdiri dengan anggun di ambang pintu. Ternyata Lani sudah beberapa kali menyambangi apartemen Yoyun untuk mengambil beberapa barangnya yang masih tertinggal. Mengetahui hal tersebut, Yoyun memanfaatkan situasi untuk meminta maaf ke Lani dan meminta menjalin hubungan kembali. Tapi Lani menolak dengan dalih sudah menemukan Prio, pria yang lebih mengerti dibanding Yoyun. Bagaimana mungkin? Selama ini ia lah yang paling tahu dan memahami Lani, kecuali tentang upil itu. Yoyun terus berusaha meyakinkan Lani dia adalah yang terbaik. Dengan kesal Lani menjawab, "Mas, asal kamu tahu ya?! Yang mas bilang menjijikkan itu, mas Prio lebih menyukainya daripada aku. Itu bumbu-bumbu kami setiap makan bareng". Tak lama setelah itu, terdengar suara orang muntah-muntah di kamar mandi. Yoyun kembali sendiri

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Yoyun Comes Back (64)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (64)
WARKOP
Theresia

Yoyun sebenarnya agak jengkel dengan Tomo, teman satu kostnya. Tomo kalau sudah ada maunya selalu memaksa. Yoyun sudah seringkali menegur Tomo tentang hal ini, tetapi Tomo hanya berubah sehari dua hari saja.

Seperti pagi ini, Tomo mengajak Yoyun ke warkop Geje yang terletak di dekat rumah pak RT. Yoyun masih mengantuk setelah semalam kerja lembur. Rencananya untuk bangun siang batal gara-gara si Tomo menarik selimutmya dan memaksa ikut ke warkop. Dalam perjalanan dengan setengah mengantuk, Yoyun mengomel terus dan Tomo sepertinya tidak mendengarkan omelan Yoyun.

Warkop Geje masih sepi, hanya ada dua pengemudi ojek saja yang menikmati kopi sambil menunggu orderan. Tomo memesan kopi pahit kesukaannya, dan kopi susu untuk Yoyun. Yoyun benar-benar tidak bersemangat, ia merebahkan kepalanya di meja. Yoyun terkejut saat mendengar suara renyah disertai harum kopi susu, "Silahkan diminum, Mas." Yoyun mendongak, matanya terbelalak saat melihat sosok manis bertubuh aduhai tersenyum padanya. "Wow..." ucapnya spontan dan Tomo tertawa mengakak di depannya. Yoyun sudah tidak mengantuk lagi. Kali ini dia harus berterima kasih pada Tomo sudah memberikan pemandangan indah di pagi ini.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Senin, 17 Juni 2019

Yoyun Comes Back (63)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (63)
TERHENTI DI KATA NYARIS
Bun Siaw Yen

Yoyun bersiul gembira menerima undangan reuni dari grup alumni SMP di WA-nya. Dia membayangkan akan segera bertemu Flora, mantan gebetannya semasa SMP. Itu karena Flora melanjutkan SMA-nya ke Kediri. Ayahnya dipindahtugaskan setelah tiga tahun di Tegal. Yoyun yang sedang hangat-hangatnya melakukan pendekatan jadi patah hati. Mereka putus hubungan karena Flora mengganti nomor gawainya. Maklumlah, di masa itu belum ada media sosial yang mampu mendekatkan yang jauh. Dua belas tahun tak bertemu tak membuat harapan Yoyun menyusut. Baginya Flora adalah cinta pertama yang harus diwujudkan. Dia yakin inilah saatnya bagi dia dan Flora mewujudkan impian masa remaja mereka. Dari Arman, ketua panitia reuni dia mendapat kepastian ada nama Flora terdaftar sebagai peserta reuni.

Saatnya reuni pun tiba. Yoyun dengan wajah sumringah berpamitan pada Ibu. Ibu sampai terheran-heran melihat putra bungsunya seperti orang menang lotere. Yoyun tak peduli pandangan heran sang Ibu. Kepalanya sudah dipenuhi rencana tentang pertemuan dengan sang cinta pertama. Dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Sekian lama dia berusaha melacak keberadaan Flora, akhirnya kabar baik itu menghampirinya. Dia bukan tak pernah dekat dengan perempuan lain. Tapi setiap kali dekat dengan perempuan, pasti muncul Flora di benaknya sebagai pembanding. Aneh sebenarnya. Usia mereka baru lima belas tahun ketika berpisah dulu. Tapi entah mengapa, sosok Flora begitu kuat bertahta di hatinya.

Yoyun sudah tiba di aula sekolah 30 menit sebelum waktu yang ditentukan. Reuni kali ini tidak hanya berasal dari angkatan mereka saja, ada angkatan di atas dan di bawah mereka. Tiba-tiba mata Yoyun menangkap sosok mirip dengan orang yang dia nantikan kehadirannya. Matanya tak berkedip dan nafasnya tiba-tiba sesak, mendapati Flora dan bayi di gendongannya. Lebih tak berkedip lagi saat melihat lelaki ganteng yang melingkarkan tangannya di bahu Flora. Yoyun tak tahu harus bagaimana, semangatnya terbang begitu saja. Lututnya bahkan melemas sampai dia memilih berjongkok karena tak menemukan bangku di sekitarnya. Sesaat dia bagai tersesat di ruangan yang mulai ramai dengan suara musik dan celoteh para peserta reuni. Matanya nanar menatap ke arah Flora yang sedang mengisi buku tamu. Yoyun patah hati sekali lagi, kebahagiaan yang hampir diraih harus terhenti di kata nyaris.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Yoyun Comes Back (62)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (62)
KETEMU DEWI RANTAMSARI
Agust Wahyu

Yoyun masih belum jemu melekatkan pandangannya ke batas-batas horizon. Langit, sedikit awan, ombak yang menepi dan beranjak, perahu-perahu cadik, dan laut biru. Begitu sabar dia duduk bersila, menopang dagu dan menonton camar-camar yang hinggap dan terbang di layar nelayan tanpa permisi. Dua orang anak membuat bangunan dari pasir di tepi pantai yang basah, diabaikannya. Ibu tua yang dengan sopan menawarkan air kelapa muda, ia acuhkan. Dia begitu acuh dan tak menganggap penting segala yang terjadi di di sekitarnya.

Ada yang dinantinya di batas horizon. Akan ada kapal yang pulang, membawa orang yang dinantinya sejak lama. Udah saatnya dia harus meninggalkan ahjuma-ahjuma yang hanya menemaninya hura-hura dan menguras kantongnya. Yoyun butuh pendamping yang bisa mengatasi rasa cemas masa ini. Tengah dia bayangkan, tak lama lagi lautan biru akan berubah jingga yang indah seiring tenggelamnya mentari. Bersamanya, dia akan rasakan laut asin Pantai Tegal akan mengharum dan memanis. Bebatuan karang itu, tak ubahnya karangan bunga selamat datang. “Selamat datang bidadariku,” wajah Yoyun yang cukup ganteng tiba-tiba tersenyum. Sungguh dia membutuhkan tempat bersandar kala lelah, untuk menikmati waktu, atau bahkan seseorang yang akan menjadi bagian kehidupannya

Seorang gadis cantik yang tanpa disadari kehadirannya, sempat memalingkan wajahnya sekilas pada Yoyun, selanjutnya tetap menghadap surya yag telah di batas horizon. Dengan tatapan kagum, dalam hati kata-kata puitisnya siap disusun, “Ke mana pun kamu melangkah, selalu saja aku akan menemanimu.” Pemuda yang menjelang empat puluhan itu serasa telah menemukan bagian hatinya. Dia berjanji akan membahagiakannya dan terus memberikan jalan terbaik saat kamu melangkah, seperti laut yang bahagia melihat perahunya di permukaan, tak sudi mengirimkan gelombang. Tiba-tiba sebuah kereta kencana dengan pintu terbuka berada di sisinya. Yoyun mengulur tangannya dan bidadari tersebut menerimanya. Dibimbingnya perempuan cantik itu masuk kereta kencana dengan Yoyun di sisinya, sebelum melalang jauh ke lautan luas. Esok harinya ada berita koran lokal bahwa di Pantai Tegal diketemukan ada seorang lelaki tak sadarkan diri terseret ombak. Berdasarkan analisa penduduk, kemungkinan akan dibawa Dewi Rantamsari, dewi penguasa laut Tegal.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo, Siu Hong-Irene Tan, Maria Miguel, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Dewi Mudatama

Catatan:
• Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
• Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
• Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
• Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
• Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
• Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi