Jumat, 07 September 2018

NUANSA RUMAH KITA (46)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (46)
*Mulut ke Mulut
Oleh: Merry Srifatmadewi

Hanya satu hari Tari berniat membantu berjaga di Rumah Duka. Bukan pada hari pertama tapi jatuh pada hari ketiga. Tubuhnya masih terasa lelah dan belum cukup istirahat sejak terakhir membantu berjaga selama tiga hari berturut-turut dari pagi hingga malam di Rumah Duka seminggu yang lalu. Dari pagi hingga malam tangannya tidak berhenti bekerja. Mulai menulis nomor di buku tamu, menambahkan isi wadah makanan, mengelap meja, menerima amplop dari pelayat, melipat kertas sembahyangan. Tidak lupa sebelum berangkat, Tari membeli sedikit makan siang untuk keluarga yang berduka terutama untuk saudaranya yang baru tiba dari Negara Kangguru.

Masih banyak yang harus diurus, dari pemesanan kendaraan untuk berangkat ke pemakaman, iring-iringan voorijder, memesan kue dan nasi kotak menjelang malam kembang hingga pemesanan makanan untuk para pelayat makan di dekat pemakaman. "Harga nasi kotak ada yang murahan ga?" tanya Anita, saudaranya yang dari Negara Kangguru. Sebelumnya Anita ingin mengikuti kemauan istri almarhum memesan makanan dari restoran terkenal 24 jam, sayang harganya lumayan kemahalan. Tari bingung mau pesan ke siapa makanan yang harganya agak murahan tapi enak karena itu merupakan beban moral tersendiri.

Diambilnya kertas catatan kumal dari dompetnya yang berisi nama pedagang kue dan makanan. Ada yang agak murah tapi harus ambil sendiri. Ada yang bukanya siang, sedangkan yang dibutuhkan makanan yang jam tujuh pagi sudah siap berada di Rumah Duka sebelum diangkut ke pemakaman. Ditelusurinya lagi nama demi nama. Ahaaa... mengapa tidak berbagi rezeki pada saudara juga, makanannya cukup enak, harga murah tapi tidak murahan dan bisa diantar tepat waktu. Pujian tentang makanan diterima oleh Tari. Ada kepuasan ketika bisa membantu memesan yang terbaik. Tak lupa Tari menyampaikan kabar sukacita pada saudaranya, pemilik restoran. "Tar, terima kasih atas pesanannya. Karena pertolonganmu aku dapat sedikit bernapas. Sejak peraturan ganjil genap ASIAN Games diterapkan, usahaku sangat sepi sekali."

Jakarta, 6 September 2018.
#pentigrafSF
#pentigraf_lepas
#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Sylvie Trenggono, Budi Hantara

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: