Minggu, 09 September 2018

NUANSA RUMAH KITA (47)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (47)
*Rapat Perusahaan
Oleh : Yosep Yuniarto

Saat sedang membersihkan rumah, Tari menemukan pakaian kerja lamanya yang sudah usang. Walau begitu ia sudah menyimpannya lebih dari sepuluh tahun. Baju itu mengingatkannya akan masa-masa sulit yang berhasil dilaluinya. Dulu begitu lulus SMA, Tari bekerja sebagai resepsionis di ibukota, sekitar tiga jam perjalanan dari rumahnya. Profesi yang menuntutnya harus selalu bersikap ramah dan murah senyum walau hati sedang galau. Seperti saat ibunya memberitahu lewat telpon bahwa adiknya yang SMP sudah beberapa bulan menunggak biaya sekolah. Penghasilan orang tuanya tak menentu. Sedangkan gaji Tari setelah dipotong untuk bayar kost, makan dan berbagai kebutuhan lainnya hanya ada lebih sedikit. Tari juga hanya bisa pulang ke rumah tiap satu bulan sekali.

Suatu hari perusahaan Tari mengadakan rapat dan evaluasi tahunan. Pak Paulus, sang direktur utama memasuki ruang rapat dan langsung menghimbau para karyawan untuk maju memenuhi deretan kursi bagian depan yang masih kosong. Mbak Bertha mengajak Tari untuk duduk di deretan kursi baris ke dua. Baris pertama untuk para pimpinan perusahaan. Namun tetap banyak karyawan yang memilih untuk duduk di deretan tengah bahkan belakang. Mungkin bagi mereka acara rapat seperti ini bukan sesuatu yang menarik bahkan membosankan. Jika duduk di deretan depan tentu jadi tidak bebas untuk mengobrol atau bermain gawai. Pak Paulus segera memulai rapat. Rupanya beliau kurang peduli meski deretan kursi depan masih banyak yang kosong. Tari nampak serius mengikuti dan memperhatikan berbagai hal yang disampaikan dalam rapat tersebut. Beberapa manajer menyampaikan laporan hasil-hasil yang sudah dicapai oleh divisinya. Pak Paulus kembali ke depan dan nampaknya bersiap hendak mengakhiri acara rapat.

Namun tiba-tiba sang direktur flamboyan itu meminta para peserta rapat untuk melongok ke bawah kursi masing-masing. Bagi yang menemukan sesuatu, segera dibaca dan maju ke depan! Tari menemukan sebuah amplop berisi sebuah kertas bertuliskan Satu Juta Rupiah, begitu juga dengan Mba Bertha. Ternyata diam-diam Pak Paulus sudah merancang sebuah kejutan. Beliau sengaja menaruh voucher belanja di bawah semua kursi deretan baris kedua. Namun yang beruntung mendapatkannya hanya Tari dan Mbak Bertha. Karyawan lain hanya dapat menyesal bercampur iri kepada mereka berdua. Tari amat gembira, sekarang dia dapat menyisihkan gajinya nanti untuk membayar semua tunggakan biaya sekolah adiknya. Tari juga hendak membelikan dia tas dan sepatu baru karena yang dipunyai sekarang sudah amat lusuh.

Tegal, 9 September 2018
#pentigraf_lepas
#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Sylvie Trenggono, Budi Hantara

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: