Senin, 10 September 2018

NUANSA RUMAH KITA (48)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (48)
*Amplop Merah Jambu
Oleh: Jenny Seputro

Untuk yang kesekian kalinya, Tari melihat Nila menghela napas berat. Kopi di hadapannya baru berkurang seteguk. Sudah beberapa tahun Tari kehilangan kontak dengan sahabat SMA-nya itu. Tidak sengaja bertemu, ternyata Nila sudah bercerai dari suaminya. Kepada Tari, Nila berterus terang kalau ia masih memikirkan Bobby, salah satu teman dekat mereka masa sekolah dulu. Semua orang tahu kalau Bobby dulu menyukai Nila, tapi tidak pernah berani mengungkapkannya. "Andaikan dia berani nembak aku ya Ri," kata Nila dengan nada menyesal, "mungkin seharusnya aku juga tidak jual mahal. Aku bisa bilang duluan kalau aku juga sayang padanya." Ia tidak pernah sungguh-sungguh mencintai mantan suaminya. Ternyata hingga kini hatinya masih tertambat pada Bobby.

Setelah pertemuan dengan Nila itu, Tari berusaha mencari jejak Bobby di media sosial. Lewat beberapa teman lama, akhirnya Tari menemukannya. Bobby begitu gembira bisa menyambung kontak lagi dengan Tari. Setelah berbasa-basi dan saling bertukar kabar, pembicaraan menjadi serius. Karena pernyataan cintanya tidak digubris oleh Nila, Bobby akhirnya menurut saja dijodohkan dengan gadis pilihan orang tuanya. Perkawinan tanpa cinta itupun akhirnya kandas. "Kurasa aku masih mencintai Nila. Entah di mana dia sekarang," tulisnya. Walau tidak bisa melihat wajahnya, Tari dapat merasakan kesedihan kawan lamanya itu.

Tari tahu kalau Bobby memang pernah menuliskan ungkapan hatinya untuk Nila. Surat itu terlipat rapi dalam sebuah amplop merah jambu. Hanya saja Nila tidak pernah menerimanya. Amplop itu diselipkan Bobby ke dalam saku jaket yang dipakai Nila. Jaket milik Tari yang kebetulan dipinjamkan untuk sahabatnya itu. Tidak ada yang tahu kalau dulu Tari pun mengharapkan cinta Bobby. Tari masih didera rasa bersalah karena tidak pernah menyampaikan surat itu. Selama ini alasannya karena Nila dan Bobby sudah memiliki pasangan masing-masing. Tapi sekarang mereka sama-sama sendiri. Diteleponnya Nila, untuk bertemu di sebuah kafe. Dihubunginya Bobby, untuk bertemu di kafe yang sama. Tari memasukkan amplop merah jambu yang sudah bertahun-tahun disimpannya ke dalam tas tangannya. Semoga belum terlambat untuk meminta maaf.

Perth, 10 September 2018
#pentigraf_lepas
#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Sylvie Trenggono, Budi Hantara

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: