Selasa, 28 Mei 2019

Yoyun Comes Back (1)

#pentigraf_lepas
PULANG
Agust Wahyu
“Dengan kereta malam. Kupulang sendiri. Mengikuti rasa rindu. Pada kampung halamanku. Pada Ayah yang menunggu. Pada Ibu yang mengasihiku. Duduk di hadapanku seorang ibu. Dengan wajah sendu, sendu kelabu. Penuh rasa haru ia menatapku. Penuh rasa haru ia menatapku. Seakan ingin memeluk diriku…” Yoyun tak mampu melanjutkan senandung dari lagu “Perjalanan” yang dipopulerkan Franky dan Jane tahun 1978. Tanpa sadar, air matanya menetes karena merasa lagu yang diputar KAI pada kereta malam itu mengingatkan wanita di hadapannya pada ibunya yang tengah menanti kehadirannya di sebuah desa di Tegal.
“Tuuut Tuut, ting, ting” peluit kereta menggema melewati sebuah stasiun kecil bersamaan dengan dentingan jam tanda tibanya tengah malam. Sungguh indah sebenarnya di telinga. Kopi hitam pesanan dari restorasi tinggal ampasnya. Tapi Yoyun belum mampu lelap padahal rasa kantuk dengan hebat sudah mulai merayu pelupuk matanya sejak sore. Berapa kali dia melihat layar gawainya, tetap tak bergeming. Padahal biasanya seseorang telah membuat gila hatinya karena pesan-pesan singkatnya. Dia masih merasa aneh dengan kursi kosong di sebelahnya. Tadinya akan ditempati oleh seraut wajah perempuan cantik yang akan diperkenalkan pada ibunya. Pasti ibunya akan menyambutnya dengan bahagia saat yang dinantikan. Bahkan ibunya telah merelakan tempat tidur sederhana yang biasa dipakainya untuk calon menantunya.
Yoyun menghela napas panjang, apa yang harus dikatakan pada ibunya? Pasti ibunya akan sedih seperti wanita yang sedang duduk di hadapannya. Aroma parfum yang wanginya menusuk sampai ke jantung tiba-tiba terasa dari kursi di sampingnya. Aroma yang juga dihirupnya saat Yoyun menciumnya pada ikrar cintanya, “Kita akan selalu dekat dan menyatu… Bagai kopi dan gula atau pantai dengan ombaknya.” Saat itu dia merasa sangat bersyukur telah meninggalkan Tegal, kota kelahirannya, sampai di Jakarta berjumpa dengan Arum. Tapi di kereta malam ini, dia mungkin menyesali diri karena hatinya tergores dalam akibat perbuatannya sendiri. Walau boncengan bersama dengan motor barunya tapi sebuah truk memisahkan mereka untuk selamanya di jingganya senja medio bulan ramadhan.
Kampung Sawah, 28 Mei 2019
Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu
Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
-Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/
Salam Literasi

Tidak ada komentar: