Senin, 20 Agustus 2018

NUANSA RUMAH KITA (37)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (37)
* Bapak Penjual Bendera
Oleh : Camelia Septiyati K

Hari masih pagi saat Tari menyirami bunga-bunga kesayangannya, dan ia melihat seorang bapak sedang menarik gerobak berisi bendera dan lengkap dengan bambu-bambunya. Tari iba melihat bapak tersebut karena ia teringat akan almarhum bapak yang sudah pergi satu hari setelah hari kemerdekaan tepat 8 tahun lalu. Dan tanpa sadar Tari sempat meneteskan air matanya, cepat-cepat Tari menghapusnya karena takut mas Hen suaminya melihat. Tari teringat kalau bapak suka berkata usia bukan penghalang untuk kita mencari nafkah kalau kaki, tangan dan tubuh ini masih mampu kita harus tetap bekerja. Tari berpikir jam berapa bapak penjual bendera itu berangkat sepagi ini saja sudah ada di depan rumahnya. Setelah selesai menyiram bunga-bunga kesayangannya Tari masuk untuk melanjutkan pekerjaan yang lain, memasak makan siang untuk Mas Hen.

Siang hari saat Tari menyiapkan makan siang untuknya dan Mas Hen, Tari mengintip lewat jendela apakah Bapak itu masih ada disana, dan tanpa ia sadari Mas Hen sudah ada di belakangnya. Dan Mas Hen menanyakan apa yang Tari lakukan, Tari hanya tersenyum dan mengajak Mas Hen makan. Tari sudah memasak masakan kesukaan Mas Hen sayur lodeh, tempe bacem dan ayam goreng. Saat menikmati makan siangnya Tari teringat akan bapak penjual bendera tadi, apakah bapak itu sudah makan siang atau belum. Dan Tari berencana untuk memberi seporsi makan siang untuk bapak tersebut, kebetulan juga Tari masak banyak. Pak Tarno asisten Mas Hen tidak ikut makan siang bersama karena ia sedang berpuasa hari ini.

Tari merapikan makan siangnya, dan ia membungkus seporsi makanan untuk bapak penjual bendera tersebut. Nasi, sayur lodeh, tempe bacem dan ayam goreng, Tari membungkusnya dengan tempat makan yg memang jarang digunakan juga 1 buah sendok, tidak lupa juga sebotol air minum. Takut-takut kalau si bapak tidak membawa air minum. Dengan berbasa-basi Tari membeli 1 buah bendera merah putih, "Loh kok beli bendera Neng, kan sudah ada. Tuh sudah dipasang." Sambil menunjuk bendera yang terpasang di depan rumah Tari. Dan Tari pun memberi alasan kepada bapak penjual bendera kalau bendera yang ia beli, mau ia berikan kepada ibunya. Tari takut kalau bapak tersebut merasa Tari menaruh belas kasihan padanya, sudah memberi makan siang membeli bendera juga. Jelas-jelas ia sudah memasang bendera di depan rumahnya.

Bekasi/ 160818

Tidak ada komentar: