Rabu, 25 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (21)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (21)
*Hari Ibu
Oleh: Jenny Seputro

"Jeng Tari, apa kabar? Ayo kapan main ke rumah?" suara Bu Maryam ceria menyapa Tari yang kebetulan berpapasan di pasar. Tari mengiyakan, dan berbasa-basi sejenak. Setelah itu mereka berpisah lagi. Sebenarnya Tari dan Bu Maryam tidak pernah berteman baik, apalagi bersahabat. Semuanya berawal di Hari Ibu tahun lalu. Waktu itu, kelompok PERBUTIKAN (Persatuan Ibu-ibu Cantik Sekelurahan) mengadakan bazaar di alun-alun. Mereka menjual berbagai jenis makanan, kue-kue dan jajan pasar. Bu Maryam salah satu penjual kue yang terkenal mahal, meski rasanya memang enak. Tapi masalahnya dia sombong dan pelit sekali, juga senang merendahkan penjual kue yang lain. Salah satu penjual yang sering kena bully adalah Mbak Nuri, sahabat Tari. Kue-kuenya tidak semewah punya Bu Maryam, tapi lumayan enak dan harganya lebih terjangkau. Tapi Bu Maryam sering menjelek-jelekannya di depan para pembeli.

Siang itu di alun-alun yang ramai pengunjung, lagi-lagi Bu Maryam menyombongkan diri karena kue Mbak Nuri tidak banyak yang beli. Mbak Nuri yang menggantungkan penghasilannya dari berjualan kue itu terlihat sedih melihat dagangannya masih nyaris utuh. Tari merasa tak tega, sekaligus kesal melihat tingkah Bu Maryam. Tari pergi membeli beberapa jenis masakan kesukaan Mas Hen untuk makan malam, dan saat ia kembali, ada seorang gadis sedang membeli kue Mbak Nuri, sekotak penuh. Orang-orang langsung bertanya-tanya, dan si gadis bilang kalau kue Mbak Nuri paling enak. Para pembeli meninggalkan Bu Maryam dan memborong kue Mbak Nuri. Mbak Nuri langsung menghampiri Tari, dia bercerita dengan mata berkaca-kaca bahagia. Hingga acara selesai, kue Bu Maryam masih banyak tersisa. Sejak itu sikap Bu Maryam berubah, dia tidak sombong lagi.

Sementara itu di rumah Tari, Sulastri tetangganya bertanya, "Kue satu dus ini mau diapakan Bu Tari?" Tari berpikir sejenak, lalu mengajak Sulastri menemaninya ke panti jompo di kota kecamatan. Di situ banyak kakek dan nenek yang jarang dikunjungi sanak keluarganya, dan banyak yang bahkan tidak punya siapa-siapa lagi. Mereka terlihat sangat gembira saat Tari dan Sulastri datang untuk merayakan Hari Ibubersama mereka, membawa sekotak besar kue-kue dan mengobrol dengan mereka. Tari dengan gembira mendengarkan cerita-cerita mereka dan bercanda bersama. Hari itu Tari mengosongkan dompetnya, tapi hatinya penuh dengan kebahagiaan, dia telah membuat Mbak Nuri dan semua penghuni panti jompo gembira.

#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: