Jumat, 27 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (24)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (24)
*Ulang Tahun Tari
Oleh Agust Wahyu

“Selamat ulang tahun, Sayang!” tepat pada pergantian tanggal, Hen mengecup kening istrinya yang tengah tidur lelap. Tari menggeliat dan berusaha membuka matanya. Dia agak kebingungan, tapi tak lama. Agaknya dia lupa dengan hari ulang tahunnya.”Terima kasih, Mas!” katanya pada suaminya. Lalu mengajak kembali pergi tidur. Apalagi suaminya besok pagi-pagi harus pergi ke untuk check up kesehatan dan belanja kebutuhan kebunnya. Walaupun Hen harus di kursi roda tetapi tak berarti dia hanya berpangku tangan di rumah. Dengan ditemani Pak Sanip, sopirnya yang setia, dia tetap beraktivitas termasuk belanja pupuk atau bibit untuk kebun sayur dan buahnya.

Tari sehari-harinya di rumah saja, mengurusi segala kegiatan rumah tangga dan membantu di kebun, serta menyediakan menu makan sehari-hari. Dan hari itu Tari telah berencana membuat masakan spesial, apalagi di hari ulang tahunnya. Dia mempersiapkan makanan kesukaan suaminya yaitu sayur lodeh nangka, sapi lada hitam, dan bakso kuah. Tak lupa buah-buahan segar yang akan dihidangkan setelah makan. Semuanya akan disiapkannya di meja sebelum suaminya pulang. Sembari menanti suaminya pulang, setelah selesai masak, dia membaca pesan-pesan ucapan ulang tahun yang masuk lewat gawainya. “Kapan menambah momongan?” pesan yang menggelitik dan membuatnya sedih karena keinginannya untuk mendapatkan Audrey, seorang puteri buah cinta dengan suaminya agaknya tak mungkin lagi.

Jam 5 telah berlalu hampir dua jam tetapi Hen belum juga tiba di rumah. Tari sudah berapa kali mencoba menghubungi gawai suaminya tapi tak juga diangkat. Berapa kali dia mondar-mandir melewati pintu depan tapi suaminya tetap belum pulang. Bakso kuah yang tadi sudah berada di meja makan kembali diletakkannya di atas kompor siap dipanaskan kembali. “Apakah dia lupa bila hari ini ulang tahunku?” tanya Tari pada dirinya sendiri. Dia sendiri sudah merasa lapar karena hanya sarapan pagi tadi. Dia sengaja tak makan siang agar dapat makan bersama dengan suaminya. Akhirnya dia terlelap di sofa depan. Dia bermimpi seorang pangeran mendatanginya dengan aroma yang harum, saat akan menciumnya, Tari terbangun. Dia kaget karena ada seraut wajah di hadapannya. Hampir saja dia berteriak. Untung dia menyadari itu adalah suaminya yang dengan susah payah akan menciumnya. “Maafkan aku, Sayang….,” luluh sudah hatinya. Sirna sudah kekesalan yang menghimpit dadanya semenjak sore tadi apalagi melihat kue tart ada di atas meja. “Itu hadiah dari ibu…ibu menghias sendiri untukmu.” Suaminya menunjukkan foto pada Tari saat ibunya yang sakit-sakitan menghias kue untuknya. Ternyata suaminya harus menunggu kue itu selesai makanya terlambat pulang.

Santa Ursula, 27 Juli 2018
#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel, Sylvie Trenggono

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: