Kamis, 12 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (9)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (9)
*Mbak Tari Penjual Sayur
Oleh Agust Wahyu

“Yu Yem, Mbak Tari jualan sayur mahal tapi koq laku ya,” tanya Mak Yah sambil bisik-bisik di dekat pintu pagar pada Yu Yem yang sehari-hari membantu Tari merawat kebun sayur dan buahnya. Perempuan setengah tua itu tak bisa menjawab, dia hanya dapat tersenyum. Pertanyaan serupa bukan hanya ditanyakan satu dua orang tetapi cukup banyak tetangga sekitar tempat tinggal Tari yang tanya, terutama yang punya profesi sebagai petani atau pedagang sayuran. “Rahasia ya Yu… Pelit! Takut nanti jualan majikanmu kalah saingan ya,” ujar salah seorang tetangga lain dengan sinis. Sebenarnya Yu Yem yang sudah mengabdi pada Tari selama lima tahun itu ingin marah. Dia tak rela Tari dikatakan begitu. Dia tak pelit, bahkan sangat baik, bukan hanya dengan dirinya tapi dengan semua orang, terutama yang membutuhkan.

“Yu, bulan ini arisannya di mana?” tanya Tari mengejutkan Yu Yem, panggilan buat Wagiyem. Yu Yem menghentikan kerjaannya dan mengingatkan Tari bahwa bulan lalu dapat arisan, berarti bulan ini rumahnya akan ketempatan. “Tolong sampaikan ke ibu RT ya kalo ibu akan mengajari bagaimana menjadi petani sayur yang sukses.” Perempuan Jawa sederhana yang masih memegang ember itu sempat bertanya lagi pada Tari, takut salah dengar. Baginya aneh kenapa Tari mau membagikan rahasia suksesnya sebagai tukang sayur kepada tetangganya yang kebanyakan juga punya profesi yang sama. Dalam pikiran sederhananya, Yu Yem bertanya pada diri sendiri, apakah nantinya bila banyak petani sayur yang sukses tidak akan mengancam usahanya sendiri? Tapi satu sisi dia bangga dengan kebaikan Tari dan pasti tak akan ada lagi yang bilang dia pelit.

“Ibu-ibu kalau masih ada yang belum jelas silakan tanya. Kebun saya siap dikunjungi bila masih ada yang mau belajar,” kata Tari dengan ramah setelah memberi penjelasan panjang lebar tentang rahasia sukses usahanya. Dia juga dengan sabar dan jelas menjawab semua pertanyaan yang diajukan ibu-ibu yang hadir pada arisan bulanan kali itu. “Apa Mbak Tari tidak takut membuka rahasia ini?” pertanyaan terakhir dari seorang ibu yang sedari awal menyimak penjelasan dengan semangat. Dengan senyum manis, Tari mengatakan bahwa bila tetangganya sukses dan punya kualitas sayuran seperti yang dimilikinya, maka dia akan membantu pemasaran. Hingga kini dia belum mampu memenuhi semua permintaan konsumennya. Tari berpikir untuk menyukseskan diri sendiri dapat dilakukan dengan menyukseskan orang lain terlebih dahulu.

Kampung Sawah, 12 Juli 2018
#nuansarumahkita
#pentigraf_aw

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan

Catatan:
- Pentigraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf lepas ini dapat di lihat di https://anggrek-white.blogspot.com/


Salam Literasi

Tidak ada komentar: