Rabu, 25 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (22)

*pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (22)
*Belajar Pentigraf
Oleh Merry Srifatmadewi

Sudah seminggu ini Tari hanya membaca menyimak karya teman-teman 'baru' di sebuah komunitas penulis setelah diajak bergabung oleh teman baiknya yang lebih dahulu masuk dalam komunitas tersebut. Ada beragam karya tulisan, ada pentigraf, puisi, pantun, fiksimini dan sebagainya. Tari tertarik pada pentigraf. Di kepala Tari, pentigraf adalah sebuah cerita yang terdiri dari tiga paragraf. Sebagai pemula yang sempat belajar workshop menulis, ini adalah ajang pembelajaran prakteknya. Kalau terus-menerus takut untuk berkarya dan mengirimnya, bagaimana orang lain bisa menilainya? Disingkirkannya rasa gentar melihat para admin yang terdiri dari profesor, ahli bahasa, sarjana sastra, penulis senior. Kembali ke tujuan utama Tari, ingin menulis dan belajar.

Ternyata karya-karyanya selalu disetujui dan ditayangkan pihak admin. Berbunga-bunga hati Tari seperti mendapat durian runtuh. Kegemaran menulis yang selama ini terhambat, meluncur deras dengan banyaknya menulis dan mendapat ide. Dua bulan sudah Tari bergabung, hingga suatu hari dia mendapat komentar yang membuatnya terkejuthenyak. "Ini bukan pentigraf."Dipikirrenungkan karya-karyanya selama ini ternyata salah. Teori penulisan cerita harus dengan banyak dialog, berbeda dengan pentigraf hanya sedikit dialog dan mengeksplorasi ruang sempit. Teman-teman 'baru' dalam komunitas mengulurkan tangan membaca permohonan Tari untuk memberi kritik dan saran, teman-temannya juga melihat kegigihan Tari dalam belajar. Tidak mudah dan jumpalitan jungkir-balik sebelum menguasai apa arti pentigraf sesungguhnya. Ada yang bilang bahwa dalam satu paragraf hanya boleh 8-10 kalimat dan dialog tidak lebih dari dua kalimat. Ternyata bukan hanya teori itu yang harus dikuasai, pentigraf itu harus mempunyai unsur tema, latar, tokoh, alur dan konflik.

Tari juga dibekali link untuk menambah pengetahuan wawasan tentang pentigraf. Berkali-kali dia mengirim tulisan dan memperbaikinya dengan arahan dan bimbingan teman-teman yang baik budinya. Tari juga mencoba peruntungan mengikuti lomba pentigraf. Pertama kali ikut lomba pentigraf, tidak satupun karyanya lolos, karya yang belum sesuai dengan teori seharusnya. Baru dalam lomba pentigraf kedua, karyanya lolos tiga buah. Itulah hasil jerihpayah belajar Tari tidak menjadikan kritik membuat dirinya jatuh tetapi berusaha memperbaiki, memendam, merevisi dan mengedit sebelum ditayangkan. Dari ilmu pembelajaran yang dikuasai, Tari berbagi ilmu dengan teman-teman barunya melalui messenger. Ada yang menyambut dengan gembira, ada yang diam, ada yang merasa 'terganggu' dan ada yang merasa dicecar. Niat tulus Tari tidak selalu disambut positif. Tari terus menabur kebaikan berbagi ilmu yang dikuasainya sambil terus belajar. Banyak membaca banyak menulis, menyimak, mendengar kritikan dan memperbaiki karya bila memang ada yang kurang dalam berkarya.

Bandung, 10 Juli 2018.
#pentigrafSF
#nuansarumahkita

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Waty Sumiati Halim, Maria Miguel

Catatan:
- Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: