Jumat, 13 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (10)

#Pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (10)
*Kapak Merah
Oleh Merry Srifatmadewi

Jalanan ini terkenal rawan kejahatan. Telah berapa lama warga dihantui rasa takut. Tidak ada tanda-tanda aparat dapat melumpuhkan atau memberangus kawanan kapak merah tersebut. Aparat tampak tidak berdaya dan hari demi hari berita di surat kabar selalu tentang 'kehebatan' aksi kawanan kapak merah tersebut. Kendalanya adalah warga yang terpaksa harus, mau tidak mau melewati jalan tersebut. Berhati-hati sudah pasti setiap melewati jalan tersebut. Siang itu cuaca terik. Hawa panas membuat tenggorokan Tari kering. Tidak ada air di dalam mobilnya.

Jalanan macet dimulai dari daerah rawan perempatan pabrik minuman import daerah Cempaka Putih hingga jalan yang kini sedang ditempuh menuju rumah di Bekasi. Tari diingatkan teman-teman cara untuk mengantisipasi, untuk memepet mobil yang dikendarainya dengan mobil yang di depannya sehingga tidak ada jarak yang bisa dilalui motor. Bila terjadi sesuatu, tinggal menabrakkan mobilnya ke mobil di depannya supaya pengemudi mobil di depannya segera turun dan memberikan bantuan. Selama ini Tari tahu aksi terjang kawanan kapak merah melalui surat kabar pagi yang dibacanya. Judulnya nyaris tiap hari mengenai kelompok tersebut. Kali ini, dengan mata kepala sendiri kini Tari harus menyaksikan. Satu persatu mobil kira-kira lima mobil di depannya diketok dengan kapak merah. Semua mobil membuka sedikit kaca dan menyerahkan sesuatu kepada kawanan tersebut. Selamat tidak ada yang dilukai.

Keringat mengucuri muka Tari semakin deras bukan karena hawa panas di luar, tanganpun semua basah oleh keringat ketakutan. Tari tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdoa dan memohon pertolongan Tuhan. Tepat kini kapak merah beraksi di depan mobilnya. Napas makin memburu, hati semakin tidak karuan. Kaca dari samping pengemudi diketuk anggota kawanan, tidak ada sesuatu yang diserahkan pengemudi mobil di depan Tari. Aduh... bisa-bisa dikapak leher atau kepala pengemudi tersebut. Kapak merah diketukkan ke kaca dengan lebih keras dan marah besar kawanan tersebut. Nyali Tari semakin ciut dan telah menyiapkan uang untuk kawanan tersebut. Tiba-tiba pengemudi mobil dengan beraninya malah keluar dari mobil dan dengan marah langsung menggetok kepala anggota kawanan tersebut dengan pistol yang disandang di pinggangnya. Anggota kawanan tidak pernah menyangka ada pengemudi senekad itu. Orang tersebut langsung kabur terbirit-birit tidak menyangka peristiwa tersebut sambil memegang kepalanya yang bocor berdarah kesakitan.

Bandung, 9 Juli 2018.
#nuansarumahkita
#pentigrafSF

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Merry Srifatmadewi, Albertha Tirta, Camelia Septiyati Koto, Ypb Wiratmoko, Jenny Seputro, Yosep Yuniarto, Siu Hong-Irene Tan

Catatan:
- Pentigraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita
- Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf lepas ini dapat di lihat di https://anggrek-white.blogspot.com/


Salam Literasi

Tidak ada komentar: