Minggu, 08 Juli 2018

NUANSA RUMAH KITA (1)

#pentigraf_lepas
NUANSA RUMAH KITA (1)
*Mbak Tari
Oleh Agust Wahyu

“Mbak Tarinya mana?” pertanyaan yang mirip ditanyakan beberapa orang yang baru pulang gereja sambil mengerumuni gerobak gado-gado tak jauh dari gedung gereja, ketika mereka tak melihat Tari yang melayani pembeli. Bagi jemaat gereja yang biasa membeli gado-gado di situ pasti mengenal siapa Tari, penjual gado-gado yang terkenal enak. Dia dengan tangan terampil meramu bumbu gado-gado dan mencampurkan dengan lontong, sayur-sayuran, dan kerupuknya serta membungkuskan dengan kertas yang sebelumnya dialasi dengan daun pisang. Atau bila pembeli makan di situ akan meletakkannya di piring. Dalam melayani pembeli, dia dibantu seorang gadis kecil berusia 12 tahun, yang menyiapkan minuman, memasukkan bungkusan gado-gado ke kantong plastik putih, dan menerima uang penjualan.

“Tarinya nggak jualan, pulang ke kampung,” demikian jawaban mbak penjual pengganti Tari. Beberapa orang yang hendak membeli tampak tak puas dengan jawaban tersebut tapi enggan untuk bertanya lagi. Tak sedikit yang mengurungkan niatnya membeli gado-gado dan mengalihkannya membeli sarapan pagi pada jajanan lain. Mungkin karena jawaban tersebut terkesan sinis dan melayaninya tidak cekatan seta meragukan rasanya yang mungkin tak seenak gado-gado Tari. Padahal harus diakui bahwa penjual gado-gado ini berwajah lebih cantik dan berdandan sedikit menor serta tampil lebih aduhai. Beda dengan Tari yang selalu tampil sederhana, tapi selalu ramah kepada siapa saja.

Di rumah kontrakannya, sekitar 500 meter dari tempatnya berjualan, tak berjualan bukan berarti dia berdiam diri. Beberapa orang yang mengenalnya mendatanginya memesan bumbu gado-gado dengannya. “Nggak apa, Bu. Mbak Noni yang punya tempat mau jualan sendiri,” demikian jawaban Tari dengan sumringah tanpa beban ketika ditanya kenapa tak jualan gado-gado lagi. Padahal banyak orang tahu bila pemilik tempat iri dengan kesuksesan Tari dan berharap keuntungan berpindah pada Noni, anak pemiliknya. Bagi Tari sendiri tak menjadi masalah karena tujuannya ke Jakarta adalah mencari kerja. Juga baginya Tuhan sudah mengatur rezeki untuknya. Jualan gado-gado hanya pengisi waktu sambal menanti panggilan kerja serta membantu biaya sekolah Rina, anak yatim, gadis kecil yang selalu ikut berjualan dengannya.

Kampung Sekolah, 7 Juli 2018
#pentigraf_aw
#nuansarumahkita

Catatan:
- Pentigraf ini merupakan cerita lepas judul "NUANSA RUMAH KITA" yang menghadirkan tokoh utama wanita sederhana dengan hati yang cantik bernama Tari, lengkapnya Lestari Ayu Ningtyas.
- Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
- Pentigraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
-Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #nuansarumahkita

Salam Literasi

Tidak ada komentar: