Rabu, 12 Juni 2019

Yoyun Comes Back (43)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (43)
NOSTALGIA YOYUN
Hery Sujatmo

Waktu masih menunjukkan pukul 03.00 WIB, Yoyun baru sampai di Stasiun Tegal kota tercinta. Matanya masih terasa berat, suara peluit dan pemberitahuan petugas melalui pengeras suara membangunkan Yoyun dari mimpinya. Dengan langkah berat Yoyun turun dari kereta. Jam 03.00 WIB ternyata denyut nadi kehidupan di Stasiun Tegal sudah ramai sekali. Pedagang olos pun sudah sibuk melayani pembeli. Merasa lapar Yoyun pun memanggil penjual olos, lumayan untuk mengganjal perut yang lapar, pikirnya. Ternyata harganya tidak terlalu mahal, masih lima ratus rupian. Di sudut pintu keluar terdapat warung teh poci khas dari kota Tegal.

Pikiran Yoyun melayang 20 tahun yang lalu. Stasiun Kereta api masih sepi kalau jam segini, sambil duduk manis menikmati olos dan teh poci hangat. Terbayang pula ketika masa SMA banyak kenangan di stasiun ini, bersama teman-temannya dia pernah mengamen hanya untuk bisa beli tiket ke Semarang, ketika dia mendapat kabar diterima di Universitas Diponegoro. Setiap pulang sekolah dia dan satu geng ramai-ramai ke stasiun membawa alat seadanya, maklum sekolah Yoyun hanya beberapa blok dari stasiun. Alat yang paling mahal pun sebuah gitar. Itu pun beli di loakan pinggir jalan. Mulai menjalankan aksinya mengamen dilakukan dari kelas 2 SMA. Bahkan ada kenangan manis dia pernah di tangkap satpam karena dikira copet karena perawakan dan jaket yang dikenakan Yoyun waktu itu mirip sekali dengan pencopet. Untung teman-temannya keburu datang dan meyakinkan satpam bahwa Yoyun bukan copet.

Ada beberapa perubahan yang ada di Sekitar Stasiun Tegal. Telah banyak berdiri kios berjajar tertata rapi yang dulunya hanya warung-warung sederhana. Kendaraan pun banyak pilihan, dulu hanya ada ojeg pangkalan dan becak saja. Di Stasiun ini juga kenangan manis tercipta ketika dia liburan semesteran bertemu dengan seorang gadis manis namanya Marni, waktu itu sama sama menunggu kereta api, tujuan pun sama ke Semarang. Ternyata dia juga mau kuliah di Undip, bedanya dia baru masuk. “Mas sudah dari tadi ya. Dari tadi di telpon gak diangkat- angkat, eh ternyata sedang ngalamun di sini,” katanya sambil berniat membawakan barang bawaan Yoyun. Itulah Marni yang sekarang menjadi istri tercinta. Yoyun pun menuju mobil sambil merangkul istrinya. Di mobil sudah menunggu Farhan anak semata wayangnya yang sekarang sudah beranjak dewasa. Saat ingin melangkah dan memeluknya, Yoyun terjatuh. Dia kaget! Saat matanya membuka dia ada di kolong tempat tidur. Ternyata dia hanya bermimpi.

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari, Hery Sujatmo

Catatan:
Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: