Senin, 10 Juni 2019

Yoyun Comes Back (36)

#pentigraf_lepas
Yoyun Comes Back (36)
LIBURAN BERBONUS ALA YOYUN
Bun Siaw Yen

Liburan kali ini membuat Yoyun bersemangat. Betapa tidak, Maria, sepupunya di Palembang, mengundangnya ke Kota Pempek itu. Sudah lama Yoyun ingin ke sana tapi waktunya selalu berbenturan dengan acara lain. Kebetulan di liburan kali ini dia tidak punya agenda apa pun. Tiba di Palembang, dia langsung diajak berkuliner di salah satu gerai pempek terkenal. “Kok namanya Lemak Galo, padahal jualan pempek,” tanya Yoyun sembari menyantap pempek kapal selam. Maria tertawa tergelak-gelak lalu menjelaskan bahwa kedua kata itu artinya enak semua. Sehingga tak salah jika gerai ini dikenal sampai ke luar kota. Yoyun mengangguk setuju sambil mengelus perutnya yang sudah kekenyangan. Kapal selam, model, dan es kacang merah sudah tandas dari piring dan gelas di hadapannya.

Keesokan sorenya Yoyun diajak menikmati semilir angin di tepian Sungai Musi. Berada di Benteng Kuto Besak yang tadinya pasar becek, Yoyun serasa di San Francisco. Karena di depannya ada Jembatan Ampera yang membentang gagah bak Golden Gate Brigde. Belum mampu melihat Golden Gate asli, yang KW pun jadilah. “Ayo Mas Yoyun, kita makan di perahu itu,” ajak Maria, sepupunya. Nah, ini juga menarik. Makan di atas perahu, seolah ada di Floating Market, Bangkok. Menunya aneka makanan khas Palembang. Ada pindang ikan patin, tempoyak durian, mi celor, aneka pempek, dan kue tradisional.

Selesai menikmati makan malam romantis di atas perahu, Yoyun diajak ke suatu tempat. Tidak jauh dari sana, ada taman cantik yang disebut Kambang Iwak oleh warga Palembang. Begitu sampai, Maria sudah memperingatkan Yoyun agar tidak membuka jendela mobil. Tapi dasar Yoyun, dia malah sengaja membuka jendela karena ingin menikmati semilir angin malam. Saat Yoyun asyik melihat-lihat, tiba-tiba seraut wajah menor bersuara bariton melongok ke jendela yang terbuka. “Neh kau nak ucak-ucak yeh, ngapo ado tino nih?” *. Yoyun kaget bukan main. Dia berteriak panik menyuruh Maria melajukan mobil sedan mininya sekencang mungkin. Mana dia tahu peringatan Maria itu karena banyak waria yang sedang menjajakan diri di situ. Yoyun syok diamuk waria yang marah, karena mendapati ada wanita dalam mobil incarannya.

*Nah, kamu mau main-main yah, mengapa ada perempuan di sini?
(bahasa Palembang)

#yoyuncomesback

Penulis yang sudah berpartisipasi
Agust Wahyu, Robertus Sutartomo, Genoveva Dian, Albertha Tirta, Bun Siaw Yen, Jenny Seputro, Budi Hantara, Agustinus Warsito, Merry Srifatmadewi, Agnes Kinasih, Waty Sumiaty Halim, Sylvia Marsidi, Ken Agnibaya, Theresia, Agusanna Ernest, Nita Anita, Yosep Yuniarto, Galuh Purwaningdyah, Nunik Tyas, Yanie Wuryandari

Catatan:
  • Pentigraf atau penagraf ini merupakan cerita lepas judul " Yoyun Comes Back" yang menghadirkan tokoh utama Yoyun, laki-laki sederhana dan lugu dari pinggiran kota Tegal.
  • Siapa saja boleh menyumbangkan tulisan di sini, tentunya dengan pesan-pesan positif yang menyejukkan.
  • Pentigraf atau penagraf dapat dikemas dengan sedih, humor, dan sebagainya.
  • Bagi yang beminat dapat dikirim lewat inboks ke Agust Wahyu jangan lupa paling bawah tulis #yoyuncomesback
  • Semua karya akan diedit/direvisi penulis bila ada kekurangan dengan beberapa masukan dari Agust Wahyu dan teman-teman sekalian
  • Bagi Anda yang ingin membaca lengkap pentigraf atau penagraf lepas ini dapat dilihat di https://anggrek-white.blogspot.com/

Salam Literasi

Tidak ada komentar: