Kamis, 21 Juni 2018

BALADA YOYUN (94)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (94)
*Pecah Telur
Oleh Merry Srifatmadewi

Manis senyumnya, ramah-tamah, pandai bergaul, mandiri, bagus karyanya, suka belajar untuk meningkatkan keahliannya, romantis. Aku mengenalnya di suatu komunitas yang aku ikuti. Namanya Sally. Dari awal aku merasa ada chemistry dengannya. Rambutnya pendek, tubuhnya langsing, tinggi semampai, awet muda di usianya yang melewati 40 tahun, sangat gesit- lincah. Apa yang kurang dari dirinya adalah umurnya lebih tua daripadaku dan statusnya janda beranak dua. Aku tidak ingin jika perempuan yang aku nikahi lebih tua daripada diriku. Konon katanya, setelah menikah perempuan lebih cepat tua dari umur sebenarnya.

Dulu kriteriaku untuk memilih calon isteri adalah yang bersedia tinggal di tempatku, di pinggiran Tegal yang dikelilingi hutan di sekelilingnya. Aku yakin dia pasti bersedia untuk hidup bersamaku. Di kacamata pengamatanku, orangnya sangat sederhana, tidak suka kehidupan glamour, berpenampilan apa adanya, hanya lipstick yang menghiasi dan kini tinggal di kota kecil pasti mudah beradaptasi. Hanya aku ragu untuk membina hubungan dengannya terutama karena umur. Bagiku mengenai anak-anaknya tidak masalah, aku sangat suka dengan tingkah lucu mereka. Hingga hari ini aku menyimak status curahan hatinya di facebook. Dia sering bercerita di statusnya tentang kedua anaknya. Aku merasa cocok untuk menjadi papa anak-anaknya tapi tidak untuk menikahi dia. Sudah beberapa kali aku memujinya lewat komentar bahwa dia paling cantik dan sebagainya, sadarkah dia bahwa aku mulai jatuh cinta padanya? Aku bila berucap mulut dan hati sama. Bunga cinta telah kutebar dan respon jawabannya juga bagus, rasanya dia juga jatuh cinta padaku. Ehem..ehem... membuat hatiku semakin klepek-klepek.

Hingga hari ini belum ada keberanian di hatiku untuk menyatakan 'I love you' kepadanya. Ragu karena umurnya dan cepat kisut dirinya nanti setelah menikah. Aku tidak ingin setelah menikah, mataku masih jelalatan pindah ke lain hati. Selama ini aku sudah sering berpacaran, umurnya lebih muda dan membuat aku terasa muda terus tapi sayangnya tidak ada yang mau diajak hidup bersama denganku di pinggiran Tegal. Akan kucoba untuk memacari yang lain dulu, nanti ketika umur 40 tahun akan kuputuskan menikah. Masih ada dua tahun lagi, menikah tidak perlu terburu-buru menentukan pilihan. Bila akhirnya pilihan jatuh pada yang lebih tua mungkin tidak apa-apa. Dan pembaca perlu ketahui bahwa hingga hari ini belum sekalipun aku bertemu fisik dengan Sally yang dari tadi aku ceritakan, hanya melalui facebook. Jika tidak ada perempuan lain, mungkin aku akan menikahinya di umurku ke 40 tahun. Saatnya pecah telur daripada kadaluarsa.

Jakarta, 30 Mei 2018.
#pentigrafSF

Tidak ada komentar: