Sabtu, 19 Mei 2018

BALADA YOYUN (41)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (41)
*Keisha Lega tapi Galau
Oleh Yosep Yuniarto

(Bagi Anda yang ingin membaca BALADA YOYUN yang lain dapat membacanya di https://anggrek-white.blogspot.co.id/)

Di dalam kamar Keisha memeluk erat gulingnya sembari tersenyum. Semua urusan 'tetek bengek' mengenai urusan kantor sudah selesai, kemarin petang Yoyun datang memberinya sebuah kejutan. Terdengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Saat Keisha membukakannya, nampak Yoyun berdiri sambil membawa seikat bunga mawar merah di tangannya. Kemudian sembari berlutut Yoyun berkata jika dia tak bisa menaruh seluruh dunia ke dalam genggaman tangan Keisha. Dia cuma bisa memberikan semua cinta, kasih-sayangnya di dalam hati Keisha. Yoyun kemudian bertanya apakah Keisha mau menjadi pendamping hidupnya, menemaninya berjalan ribuan mil untuk mencapai tujuan dan kebahagiaan berdua bersama? Keisha menutup mulut dengan telapak tangannya. Rasa kaget, haru, bahagia campur aduk menjadi satu. Dengan suara bergetar Keisha berucap jika dia punya banyak kelemahan dan kekurangan, benarkah Yoyun sudah sepenuhnya yakin dan tidak akan menyesal di kemudian hari?

Yoyun bangkit kemudian mengajak Keisha duduk di kursi teras rumah. Dengan tatapan mata penuh perasaan Yoyun berkata jika dia merasa sudah sempurna, dia tak akan memilih Keisha menjadi pendamping hidupnya. Justru karena Yoyun punya banyak sekali kekurangan, dia tak bisa hidup sendirian. Yoyun butuh Keisha! Butuh mata Keisha untuk memberinya isyarat ketika bahaya datang. Butuh tangan Keisha untuk memegang Yoyun ketika dia hendak melawan arus. Butuh pelukan Keisha untuk menenangkan dia. Butuh tawa Keisha untuk membuatnya senang karena leluconnya menempati hati satu penonton tetapnya. Yoyun butuh suara Keisha ketika hening menyergap. Yoyun merasa puas dan bahagia karena Keisha melengkapinya. Tak sempurna itu indah, karena mempertemukan dan mempersatukan dia dengan Keisha.

Keisha menangis terharu. Dengan suara tersendat dia berkata jika dia bukan yang sempurna, yang dikirim oleh Tuhan dalam kehidupan Yoyun. Juga bukan yang terbaik, yang dipadankan menjadi tulang rusuk Yoyun. Tetapi kekurangan dia membuat Yoyun terlihat lebih, kelemahan dia menampakkan kekuatan Yoyun. Ketidak-bisaan dia membuat Yoyun berdiri tegar menahan terjangan badai. Maka Keisha yang selamanya tak akan pernah sempurna ini, sejatinya adalah alasan sempurna untuk Yoyun berjuang demi hidup. “Tapi Mas Yoyun, maaf ya aku butuh orang memelukku, bukan aku yang harus memeluknya. Jadi maaf ya, sepertinya bukan kamu yang kucari untuk melengkapi hidupku,” kata Keisha berlalu dari cowok di hadapannya dengan lega dan bahagia. Berharap Yoyun itu tak mengganggu kehidupannya lagi. Tapi sebenarnya Keisha Coletta, demikian nama lengkapnya, masih berharap Yoyun menyusulnya ke Yogyakarta, kalau memang Yoyun serius mencintainya.

Catatan:
- Pentigraf ini fiktif
- Pentigraf ini didedikasikan buat seorang sahabat yang jadi inspirator kami
- pentigraf ini sifatnya humor dan mdiisi oleh siapa saja dengan tokoh utama Yoyun, pemuda single berusia 35 tahunan yang belum punya pacar (tapi data ini bisa berubah lho!)
- Penulis yang telah menyumbangkan naskahnya: Merry Srifatmadewi, Budi Hantara, Camelia Septiyati Koto, Agust Wahyu, Florida Wartini, Yosep Yuniarto, Maria Miguel, Jenny Seputro, Waty Sumiati Halim, Dewi Trisna, Stella Christiani Ekaputri Widjaja, Albertha Tirta

Tidak ada komentar: