#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (14)
*Bukit Cinta
Oleh Budi Hantara
Angin gunung berkejaran menuju lembah. Rumput liar
menari gemulai di antara hembusan angin. Yoyun memetik sekuntum bunga yang
mekar di tepi jalan setapak. Sesaat dipandang dan dicium bunga berwarna merah
itu. Dengan wajah ceria dia menghampiri Maya, kekasihnya. Bagai dalam sinetron,
Yoyun melakukan adegan romantis. Bunga itu diselipkan pada rambut kekasihnya
yang hitam bergelombang. Sesaat mata gadis itu terpejam menikmati gejolak cinta
yang bergelora. Yoyun sangat bahagia. Diciumnya bidadari yang terlena di
depannya. "I love you, Maya." Gadis itu hanya tersenyum. Matanya
berbinar indah penuh cinta.
Senja kian memerah. Yoyun menggandeng tangan
kekasihnya meninggalkan Bukit Cinta. Burung-burung terbang pulang menuju
sarang. Sepoi angin senja membelai rambut Maya yang panjang terurai. Yoyun
semakin terpesona. Dipeluknya Sang pujaan hati dengan cinta yang membara. Maya
pun memeluk erat tubuh Yoyun yang perkasa. Mereka berbicara dengan bahasa
cinta. Rumput liar dan serangga di sekitarnya tak mengerti bahasa cinta
sepasang kekasih itu. Angin pun tak bisa bercerita. Mega-mega putih yang
menghiasi cakrawala tampak memesona. Suasana semakin romantis.
Waktu terasa berlalu begitu cepat. Yoyun menggandeng
tangan kekasihnya mendekati mobilnya yang diparkir di bawah pohon angsana.
Pintu mobil dibuka dan mereka bersiap melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba muncul
dua lelaki perkasa dan memaksanya turun dari mobil. Seorang lelaki bertato
menempelkan sebilah pisau di perut Yoyun. "Jangan takut! Aku hanya ingin
memastikan apakah kamu benar-benar mencintai anakku?" Yoyun mengangguk
gemetar. "Bila kamu tidak bertanggung jawab aku akan menghabisimu."
Yoyun semakin gemetar. Dia tak menyangka bahwa kekasihnya putri seorang preman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar