Selasa, 15 Mei 2018

BALADA YOYUN (13)


pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (13)
*Kisah di Saat Ceng Beng
Oleh Yosep Yuniarto

Ceng Beng adalah salah satu ritual tradisi tahunan orang Tionghoa. Pada setiap awal April mereka berziarah ke makam orang tua atau nenek moyang leluhur. Sore itu Yoyun juga hendak mengunjungi makam mamanya. Tempat pemakaman masih ramai oleh orang-orang dari berbagai kota. Sesampainya di nisan makam mamanya, Yoyun melihat ada sesaji yang diletakkan di situ. Yoyun pun memindahkan sesaji itu ke nisan makam sebelah yang dia tahu almarhum beragama Khonghucu.

Tiba-tiba seorang Encik setengah baya menghampirinya. Dia menegur Yoyun mengapa memindahkan sesaji tersebut. Yoyun menjawab jika hal ini tidak sesuai dengan iman mamanya. Encik itu geleng-geleng kepala dan berkata jika Yoyun melihat seseuatu hanya dari sisi dia. Padahal hal ini merupakan cara Encik itu untuk menghormati Mama Yoyun. Apakah salah jika Encik itu melakukannya dengan standard agama dia yang adalah Khonghucu?

Yoyun terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Encik itu melanjutkan jika Mama Yoyun itu sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri saking akrabnya. Bahkan dulu mereka sudah sepakat untuk 'besanan' yaitu menjodohkan anak mereka. Encik itu menatap Yoyun dan berkata, "Kamu lumayan ganteng kok. Semoga Imey bisa suka setelah dikenalkan dengan kamu. Dia sebentar lagi lulus kuliah". Yoyun gantian menatap Encik itu yang nampak masih cantik di usianya yang mungkin mendekati 50 tahun. "Ah biasanya Pohon durian pasti berbuah durian, tidak mungkin kesemek." Batin Yoyun penuh harap.

Tidak ada komentar: