#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (11)
*Yoyun Keki Berat
Oleh Yosep Yuniarto
Setelah beberapa tahun kerja di Australia, Yoyun mudik ke Tegal.
Dia sudah kangen sekali dengan berbagai makanan khas Margasari dan Tegal. Sate
kambing Haji Toyib, Sate ayam Pak Naseh, Kupat tahu lengko Pak Kintel, gombyang
kerbau Pak Toli, soto ayam Sedap Malam khas Talang dan lain-lain. Setelah beberapa
hari akhirnya Yoyun bisa menuntaskan kerinduannya terhadap semua makanan
tersebut. Mendadak Yoyun teringat akan beberapa asinan khas cina yang dulu
sering dibelikan oleh mamanya. Setelah bertanya kepada Teman, ternyata di kota
Tegal masih ada yang menjual aneka asinan khas cina tersebut. Nama Tokonya Cui
Lan Seng.
Sore itu Yoyun
memarkir mobilnya tepat di seberang toko Cui Lan Seng. Tanpa membuang waktu
Yoyun langsung memburu asinan 'kiam boy' dan 'upil gajah' yang menjadi favorit
masa kecilnya. Tante pemilik toko yang orang chinese itu dengan santainya
bertanya, "Darimana mas?". Yoyun terdiam sejenak. Namun rupanya dia
sudah tidak begitu heran lagi. Karena dari pengalaman yang sudah-sudah, memang
banyak orang yang awalnya menyapa atau memanggilnya dengan sebutan 'mas'.
Maklum meski terbilang ganteng, namun wajah Yoyun itu sama sekali nyaris tak
terlihat ada unsur orientalnya yaitu malah nampak 'Indonesia banget'. Dengan
tenang namun tegas Yoyun menjawab, "Oweh dari Margasari Tante. Tapi oweh juga
punya jiku di kota Tegal, namanya Tjia Han Biauw".
Biasanya
setelah Yoyun mengeluarkan 'jurus' kata-kata mandarinnya, akan terjadi
perubahan pada orang yang dihadapinya. Namun ternyata kali ini tetap sama saja.
Bahkan gadis amoy anak tante itu, meski nampak antusias mengajaknya ngobrol,
tetap saja memanggil Yoyun dengan sebutan 'mas'. Telinga Yoyun lama-lama panas
juga berulangkali mendengar dirinya disebut 'mas'. Yoyun pun bergegas pamit
meninggalkan toko tersebut, meski sang gadis masih nampak antusias mengajaknya
berbicara. Sambil berjalan keluar Yoyun menggerutu dalam hati, "Sudah
pakai kata oweh dan jiku, masih saja dipanggil Mas.. Mas..!". Tiba-tiba
sebuah becak dari arah berlawanan berhenti tepat di depan Yoyun, menggagetkan
dia. "Mau ke mana koh, ayo naik becak saja?" sapa sang tukang becak.
Yoyun menggelengkan kepala dan menjelaskan jika dia naik mobil. Namun Yoyun
spontan langsung memberi uang Rp 20.000 kepada tukang becak itu yang hanya
bengong bahkan tak sempat berterima kasih. Sebelum membuka pintu mobil Yoyun
menggerutu lagi, "Tukang becak saja ngerti panggil aku, koh..!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar