Selasa, 15 Mei 2018

BALADA YOYUN (11)


‎‎‎‎#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (11)
*Yoyun Keki Berat
Oleh Yosep Yuniarto
 
Setelah beberapa tahun kerja di Australia, Yoyun mudik ke Tegal. Dia sudah kangen sekali dengan berbagai makanan khas Margasari dan Tegal. Sate kambing Haji Toyib, Sate ayam Pak Naseh, Kupat tahu lengko Pak Kintel, gombyang kerbau Pak Toli, soto ayam Sedap Malam khas Talang dan lain-lain. Setelah beberapa hari akhirnya Yoyun bisa menuntaskan kerinduannya terhadap semua makanan tersebut. Mendadak Yoyun teringat akan beberapa asinan khas cina yang dulu sering dibelikan oleh mamanya. Setelah bertanya kepada Teman, ternyata di kota Tegal masih ada yang menjual aneka asinan khas cina tersebut. Nama Tokonya Cui Lan Seng.

Sore itu Yoyun memarkir mobilnya tepat di seberang toko Cui Lan Seng. Tanpa membuang waktu Yoyun langsung memburu asinan 'kiam boy' dan 'upil gajah' yang menjadi favorit masa kecilnya. Tante pemilik toko yang orang chinese itu dengan santainya bertanya, "Darimana mas?". Yoyun terdiam sejenak. Namun rupanya dia sudah tidak begitu heran lagi. Karena dari pengalaman yang sudah-sudah, memang banyak orang yang awalnya menyapa atau memanggilnya dengan sebutan 'mas'. Maklum meski terbilang ganteng, namun wajah Yoyun itu sama sekali nyaris tak terlihat ada unsur orientalnya yaitu malah nampak 'Indonesia banget'. Dengan tenang namun tegas Yoyun menjawab, "Oweh dari Margasari Tante. Tapi oweh juga punya jiku di kota Tegal, namanya Tjia Han Biauw".

Biasanya setelah Yoyun mengeluarkan 'jurus' kata-kata mandarinnya, akan terjadi perubahan pada orang yang dihadapinya. Namun ternyata kali ini tetap sama saja. Bahkan gadis amoy anak tante itu, meski nampak antusias mengajaknya ngobrol, tetap saja memanggil Yoyun dengan sebutan 'mas'. Telinga Yoyun lama-lama panas juga berulangkali mendengar dirinya disebut 'mas'. Yoyun pun bergegas pamit meninggalkan toko tersebut, meski sang gadis masih nampak antusias mengajaknya berbicara. Sambil berjalan keluar Yoyun menggerutu dalam hati, "Sudah pakai kata oweh dan jiku, masih saja dipanggil Mas.. Mas..!". Tiba-tiba sebuah becak dari arah berlawanan berhenti tepat di depan Yoyun, menggagetkan dia. "Mau ke mana koh, ayo naik becak saja?" sapa sang tukang becak. Yoyun menggelengkan kepala dan menjelaskan jika dia naik mobil. Namun Yoyun spontan langsung memberi uang Rp 20.000 kepada tukang becak itu yang hanya bengong bahkan tak sempat berterima kasih. Sebelum membuka pintu mobil Yoyun menggerutu lagi, "Tukang becak saja ngerti panggil aku, koh..!"

Tidak ada komentar: