#Pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (18)
*Acara Lingkungan
Oleh Jenny
Seputro
Setiap dua minggu, anggota lingkungan paroki
Gereja Yoyun selalu mengadakan acara lingkungan bersama. Mereka berkumpul di
rumah salah satu untuk ibadat singkat, lalu mereka makan-makan sambil
mengobrol. Yang menyediakan makanan biasa si empunya rumah. Mereka bergiliran
dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Yoyun yang pelit tidak pernah mau
rumahnya didatangi. Alasannya klasik, terlalu sibuk untuk persiapannya, apalagi
tidak ada istri yang bisa membantunya. Tapi Yoyun tidak pernah melewatkan acara
lingkungan yang ada. Dia selalu datang mengikuti ibadat, puas-puas makan gratis
lalu langsung pulang. Selalu karena masih banyak yang harus dikerjakan di
rumah. Hari Minggu ini acara diadakan di rumah bu Dina. Yoyun semangat, karena
bu Dina pintar sekali membuat kue-kue kecil yang lezat, yang biasa dikirim ke
bakery-bakery terkenal. Kue-kue itu cukup mahal harganya, jadi kalau ada
kesempatan makan gratis, pasti tidak akan dilewatkan Yoyun.
Setelah ibadat selesai, bernampan-nampan kue
kecil dihidangkan di meja makan dan meja tamu. Orang-orang langsung mengambil
kue sambil mengobrol. Ada satu lagi masalah Yoyun, dia tidak begitu suka
bersosialisasi. Dulu zaman sekolah dia memang terkenal kuper alias kurang
pergaulan. Sampai sekarang dia masih segan berinteraksi, apalagi menjadi pusat
perhatian. Yoyun beringsut menuju dapur, siapa tahu ada kue yang belum
dikeluarkan. Harapannya terkabul, ada empat nampan yang masih utuh, dan masih dibungkus
kertas kaca. Pastinya tidak masalah kalau dia mengambil kue yang ini, toh
nantinya juga akan dihidangkan dan orang-orang juga akan langsung berebut lagi.
Saat Yoyun sedang asyik menikmati kue-kue dalam kesendiriannya di dapur, Sari
anak bu Dina yang berumur empat tahun datang dan menatap Yoyun tak berkedip.
Ah, hanya anak kecil, pikir Yoyun sambil meneruskan makannya.
Setelah kenyang Yoyun bersiap-siap untuk
pamit. Saat itu seorang pegawai bu Dina masuk ke dapur, dan berteriak nyaring.
Semua orang terdiam, suasana seketika hening. Pegawai itu lapor ke bu Dina
kalau kue-kue pesanan yang sudah siap diantar hampir sepertiga hilang. Bu Dina
langsung panik, bertanya siapa yang mengambil kue yang di dapur. Sari
menghampiri ibunya, "Kuenya tadi dimakan om Yoyun," serunya dengan
suara lantang sambil menunjuk ke arah Yoyun. Semua kepala spontan menoleh ke
arah Yoyun. Muka Yoyun langsung merah padam, rasanya dia hampir pingsan. Mas
Rudi di sebelahnya berbisik kalau masih ada krim coklat di pinggir bibirnya. Itulah
terakhir kali Yoyun datang ke acara lingkungan. Setelah itu dia tidak pernah
mau datang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar