#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (28)
Yoyun Ingin Sekolah
Oleh Agust Wahyu
(Edisi Spesial Hari
Pendidikan Nasional)
Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun terpekur dengan karung plastik besar di sampingnya. Sesekali pendangannya tertuju pada anak-anak yang mengenakan seragam putih-merah yang sedang berangkat sekolah. “Bapak, kapan aku sekolah lagi?” dia pernah bertanya demikian dan bapaknya hanya tersenyum untuk bersabar. Entah sampai kapan. Dia sudah putus sekolah sejak beberapa bulan lalu, dikarenakan orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolahnya. Walau biaya sekolah gratis, tetapi kebutuhan lain-lainnya tetap tak mampu dikeluarkan orang tuanya. Pekerjaan orangtuanya jauh dari kata layak, bapaknya hanya seorang pemulung dan ibunya hanya seorang buruh cuci yang bekerja berdasarkan panggilan. Dia juga masih memiliki seorang adik perempuan yang seharusnya sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar juga. Dia dan adiknya hanya bisa membantu bapaknya memulung. Kadang-kadang dia menjadi badut yang menari-nari dengan iringan musik, adiknya memegang kaleng menampung belas kasihan orang yang keluar dari tol.
“Kenapa kamu nggak
sekolah?” tiba-tiba seorang ibu menegurnya ketika anak laki-laki itu mencari
botol-botol bekas yang ada di tempat sampah sebuah supermarket. Dia bercerita
apa adanya kepada ibu dengan busana kantor yang cantik dan harum. “Ya udah
nanti malam, bapak atau ibumu temui saya di rumah ya,” katanya dengan memberi
kartu nama lalu masuk ke mobilnya dan melanjutkan perjalannya ke kantor. Walau
masih diliputi tanda tanya, anak itu langsung pulang dan menemui ibunya dan
menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Dan ibunya berjanji akan segera
menghubungi alamat tersebut setelah suaminya pulang.
Malam harinya,
pasangan suami istri itu pulang dengan wajah ceria. “Besok kalian tak usah
kerja lagi, tapi ikut bapak ke sekolah,” kata wanita setengah baya itu di depan
anak-anaknya. Ternyata dia diterima jadi pembantu di komplek sebelah,
pekerjaannya membersihkan keseluruhan rumah dengan gaji yang cukup lumayan.
Lalu mereka makan bersama, walau hanya telur dadar yang diagi 4 dan sambel
kecap tapi sungguh kebahagian terpancar dari keluarga kecil itu. Sang ibu
kemudian memeluk anak lelaki kecilnya yang telah membuka untuk kehidupan yang
lebih baik. Dan anak itu berjanji untuk sekolah yang rajin agar menjadi orang
berguna. Dan 30 tahun kemudian, tekad anak itu terbukti. Dia sudah menjadi
pemuda ganteng yang sukses dan berhasil, orang mengenalnya sebagai Yoyun. Cuma
sayangnya dia selalu gagal bila menghadapi seorang gadis, padahal ngakunya play
boy. Sehingga ibunya sering sedih karena sudah renta tapi belum menimang cucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar