Selasa, 15 Mei 2018

BALADA YOYUN (28)


#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (28)
Yoyun Ingin Sekolah
Oleh Agust Wahyu
(Edisi Spesial Hari Pendidikan Nasional)

Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun terpekur dengan karung plastik besar di sampingnya. Sesekali pendangannya tertuju pada anak-anak yang mengenakan seragam putih-merah yang sedang berangkat sekolah. “Bapak, kapan aku sekolah lagi?” dia pernah bertanya demikian dan bapaknya hanya tersenyum untuk bersabar. Entah sampai kapan. Dia sudah putus sekolah sejak beberapa bulan lalu, dikarenakan orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolahnya. Walau biaya sekolah gratis, tetapi kebutuhan lain-lainnya tetap tak mampu dikeluarkan orang tuanya. Pekerjaan orangtuanya jauh dari kata layak, bapaknya hanya seorang pemulung dan ibunya hanya seorang buruh cuci yang bekerja berdasarkan panggilan. Dia juga masih memiliki seorang adik perempuan yang seharusnya sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar juga. Dia dan adiknya hanya bisa membantu bapaknya memulung. Kadang-kadang dia menjadi badut yang menari-nari dengan iringan musik, adiknya memegang kaleng menampung belas kasihan orang yang keluar dari tol.

“Kenapa kamu nggak sekolah?” tiba-tiba seorang ibu menegurnya ketika anak laki-laki itu mencari botol-botol bekas yang ada di tempat sampah sebuah supermarket. Dia bercerita apa adanya kepada ibu dengan busana kantor yang cantik dan harum. “Ya udah nanti malam, bapak atau ibumu temui saya di rumah ya,” katanya dengan memberi kartu nama lalu masuk ke mobilnya dan melanjutkan perjalannya ke kantor. Walau masih diliputi tanda tanya, anak itu langsung pulang dan menemui ibunya dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Dan ibunya berjanji akan segera menghubungi alamat tersebut setelah suaminya pulang.

Malam harinya, pasangan suami istri itu pulang dengan wajah ceria. “Besok kalian tak usah kerja lagi, tapi ikut bapak ke sekolah,” kata wanita setengah baya itu di depan anak-anaknya. Ternyata dia diterima jadi pembantu di komplek sebelah, pekerjaannya membersihkan keseluruhan rumah dengan gaji yang cukup lumayan. Lalu mereka makan bersama, walau hanya telur dadar yang diagi 4 dan sambel kecap tapi sungguh kebahagian terpancar dari keluarga kecil itu. Sang ibu kemudian memeluk anak lelaki kecilnya yang telah membuka untuk kehidupan yang lebih baik. Dan anak itu berjanji untuk sekolah yang rajin agar menjadi orang berguna. Dan 30 tahun kemudian, tekad anak itu terbukti. Dia sudah menjadi pemuda ganteng yang sukses dan berhasil, orang mengenalnya sebagai Yoyun. Cuma sayangnya dia selalu gagal bila menghadapi seorang gadis, padahal ngakunya play boy. Sehingga ibunya sering sedih karena sudah renta tapi belum menimang cucu.

Tidak ada komentar: