Selasa, 15 Mei 2018

BALADA YOYUN (29)


#pentigraf_serial
BALADA YOYUN (29)
*Bude Tersayang
Oleh Jenny Seputro

Hari Minggu buat Yoyun adalah hari malas. Dia biasa bangun kesiangan, lalu sarapan, kemudian kembali ke tempat tidur untuk membaca blog-blog favorit di gawainya. Dia bisa menghabiskan seharian penuh seperti itu. Tapi hari ini ibu meminta Yoyun mengantarnya ke rumah bude Mirna. Yoyun kesal sekali, bukan hanya karena hari malasnya terganggu, tapi dia juga segan pergi ke rumah bude. Alasannya ada dua, yang pertama karena Yoyun diam-diam menaruh hati pada Joana, keponakan bude yang tinggal di situ. Tapi Yoyun tahu kalau dia tidak pernah punya kesempatan dengan Joana. Yang kedua karena bude suka sekali membandingkan dirinya dengan sepupu-sepupu lain yang lebih sukses, dalam berbagai hal. Ironisnya, Yoyun justru keponakan kesayangan bude yang paling sering diajak mengobrol.

Siang itu di rumah bude kebetulan ada Sinta, sepupu Yoyun yang akan menikah dua minggu lagi. Bude cepat-cepat menghampiri Yoyun, "Ngomong-ngomong, kapan kamu mau nikah Yun? Nanti keburu jadi perjaka tua lho." Yoyun hanya tersenyum kecut, walau hatinya dongkol. Pacar saja belum punya, bagaimana mau menikah? Salah bude juga yang tidak mengizinkan Joana jadi pacarnya. Dia yang mau Joana menikah dengan Don. Bude juga pernah bertanya kapan Yoyun bisa jadi pengusaha sukses seperti Don? Lalu saat wisuda Maria, adik sepupunya, bude juga bertanya kapan Yoyun mau melanjutkan kuliahnya? Walaupun berotak cerdas dan punya biaya, Yoyun sudah tidak ingin sekolah lagi. Terakhir waktu Yulia melahirkan anak kedua, bude bertanya, "Ngomong-ngomong, kapan kamu akan memberi ibumu cucu?" Walaupun sembrono, Yoyun tetap ingin punya anak yang sah dari seorang istri. Masalahnya kembali pada kenyataan kalau dia masih jomblo. Kenapa bude tidak mengerti itu?

Suatu hari berita sedih itu datang. Pakde Marto telah berpulang. Sebagai anak yang baik, Yoyun mengantarkan ayah dan ibunya ke pemakaman pakde. Di situ Yoyun melihat Joana berusaha menenangkan bude yang menangis tersedu-sedu. Yoyun menghampiri mereka, dan langsung memeluk bude. Yoyun membiarkan bude menangis di dadanya, sambil dia mengelus-elus punggung bude. Suasana hening saat jenazah Pakde diturunkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Tiba-tiba Yoyun berbisik di telinga bude, "Ngomong-ngomong, kapan bude akan menyusul Pakde?" Sejak saat itu, bude Mirna tidak lagi mau mengobrol bersama Yoyun.


Perth, 3 Mei 2018

Tidak ada komentar: