Jumat, 25 Mei 2018

BALADA YOYUN (50)


#pentigraf_lepas

BALADA YOYUN (50)
* Penunggu
Oleh @merry srifatmadewi

Di ruang tunggu praktek dokter gigi, sebuah lukisan terlihat bergerak-gerak ke atas. Bau rokok terendus. Tidak ada seorang perokokpun dalam ruangan ber-AC ini. Bulu kudukku merinding. Mau pulang tanggung, lima menit lagi dokter akan tiba yang memeriksaku. Mengapa pasien lain hanya berdiam diri dan tidak ada yang merasakan seperti yang kurasakan? Baru teringat olehku hari ini hari Kamis, malam Jum'at kliwon. Bau kemenyan mulai menyeruak. Lagi-lagi tidak ada pasien yang menunggu merasa terusik. Aku telan diam-diam kebingunganku. Berobat tanpa ditemani siapapun membuatku terasa sepi.

Ingin kuputuskan untuk pulang saja. Waktu demi waktu terasa sangat lama. Hoahmmm ...ngantuk mulai menyergap tapi kuharus bulatkan tekad untuk tetap berobat daripada menunda besok-besok. Penundaan adalah suatu hal yang aku benci. Sayangnya sudah lewat waktu, dokter belum juga tiba. Kupejamkan mataku. Nyaman dan tenang. Kulihat dari balik pintu berwarna hitam ruang praktek dokter melongok seorang perempuan berambut panjang memakai topi nenek sihir, gigi taring menyeringai, bergaun panjang hitam mirip nenek lampir. Bergidik bulu romaku.

Baru mau beranjak, namaku dipanggil perawat. Dengan muka pucat aku masuk ke ruang praktek tersebut. Kukucek mataku. Dokter tersenyum dan menyapa ramah.  Akuu dipersilakan duduk dan diperiksa giginya. Wajah dokter yang ramah tiba-tiba berubah menyeringai menjadi perempuan tadi. Aku berteriak histeris "Tidak mau! Pokoknya aku tidak mau!" Aku tepis dan tangkis alat kedokterannya. "Pak Yoyun, pak bangun!" Perawat membangunkanku. Aku mengusap-usap mataku dan masih berada di ruang tunggu. Perawat memberitahukanku bahwa dokter baru saja tiba dan kini giliranku. Oh...ternyata aku ketiduran ketika menunggu lama sang dokter.

Jakarta, 16 Mei 2018.
#pentigrafSF
#baladayoyun

Tidak ada komentar: