Selasa, 15 Mei 2018

BALADA YOYUN (2)

#pentigraf_lepas
BALADA YOYUN (2)
*Warung Ayu
Oleh Budi Hantara
 
Senja kian memerah. Rinai gerimis yang jatuh menghantam atap warung kopi terdengar berisik. Seorang pemuda ganteng bertubuh tampan tampak gelisah. Dipandangi sesaat asap yang menari meliuk-liuk di atas secangkir kopi. Seteguk kopi hangat menjalar ke seluruh jiwanya. Matanya yang semula lelah menahan rasa kantuk menjadi berbinar. Ditatapnya janda muda pemilik Warung Ayu itu. Warung Ayu adalah sebutan angkringan khas di kota Ngawi. Kebetulan Yoyun sedang berkunjung ke kota Ngawi. Dia mencari Budi sahabatnya.

Yoyun agak tersipu ketika tatapan mata nakalnya membentur wajah cantik yang kebetulan sedang meliriknya. Perempuan itu rupanya bukan perempuan biasa. Senyumnya tampak menggoda. Yoyun berusaha menenangkan gejolak jiwanya yang meronta. "Aku tak boleh jatuh cinta. Aku harus ingat pesan Mery. Tak boleh menjadi playboy." Rinai gerimis masih setia menemani Yoyun yang dilanda resah di Warung Ayu. Tanpa terasa secangkir kopi dan dua potong pisang goreng telah mengisi perutnya. Sebelum meninggalkan warung itu, Yoyun mendekati pemilik warung dan bertanya; "Tahu alamat ini Mbak?" Yoyun menunjukkan alamat Budi, sahabatnya yang tinggal di Ngawi.

Yoyun mengeluh dalam hati. Jawaban pemilik warung itu tak meyakinkan. Dia menggerutu. "Ah sial. Punya sahabat tidak terkenal bikin susah. Alamatnya sulit dicari. Katanya penggemar kopi tapi orang-orang di warung kopi tak ada yang mengenalnya." Yoyun mengomel dalam hati. Dasar nasib sial. Baru saja hendak meninggalkan warung, kepalanya terbentur pintu. Dia hampir mengumpat dan mengucapkan sumpah serapah. Tapi cepat disadarinya. Otaknya pun malah menjadi normal. Dia tiba-tiba ingat bahwa nomer Budi tersimpan di gawainya. "Kenapa aku tak menghubungi Budi dari tadi ya? Semoga Mery tak mengetahui pengalaman konyolku ini. Bisa jatuh reputasiku."

Ngawi, 01-04-2018
Budi Hantara

Tidak ada komentar: